Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas mencatat ada 80 blok migas yang telah diterminasi sejak 2017. Itu karena upaya eksplorasi di blok tersebut gagal menemukan cadangan migas baru.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurahaman mengatakan pihaknya sangat sulit menemukan cadangan baru. Berdasarkan catatannya, rasio penemuan cadangan migas di Indonesia hanya sekitar 10-30%.
Padahal, kontraktor migas harus mengeluarkan biaya cukup besar dengan resiko tinggi untuk menemukan cadangan migas. "Ini yang disebut usaha hulu migas itu high risk, high investment, and high technology. Satu orang geologist bisa punya 10 pendapat berbeda," kata Fatar ke katadata.co.id pada Rabu (29/9).
Salah satu kasus gagalnya penemuan cadangan migas terjadi di Blok East Jabung. SKK Migas awalnya memproyeksi blok tersebut memiliki potensi cadangan sebesar 100 juta barel.
Repsol sebagai operator, bersama Pan Orient sebagai mitra, memutuskan untuk mengebor blok tersebut. Namun, perusahaan migas itu tak mendapatkan temuan cadangan. Pant Orient akhirnya memutuskan hengkang dari blok tersebut.
(Baca: SKK Migas Ungkap Penyebab Pan Orient Hengkang dari Blok East Jabung)
Biarpun begitu, tak selamanya upaya eksplorasi migas di Indonesia gagal. Sepanjang kuartal I 2020, SKK Migas mencatat temuan cadangan di tiga lapangan migas. Temuan tersebut terdiri dari satu potensi cadangan minyak dan dua potensi cadangan gas dengan total potensi cadangan setelah dibor mencapai 136,5 juta barel setara minyak (BOE).
Berdasarkan catatan SKK Migas, satu temuan diperoleh Texcal Mahato yang merampungkan pengeboran sumur eksplorasi PB-2 Blok Mahato dengan potensi cadangan sebanyak 61,8 juta barel minyak. Tahun lalu perusahaan tersebut telah uji coba pengeboran sumur eksplorasi PB-1, namun belum mendapat hasil tes yang konklusif.
Berikutnya, PT Medco E&P Natuna yang mengebot sumur Bronang-2 dengan potensi cadangan sebesar 79 miliar kaki kubik gas (BCFG). Penemuan gas Lapangan Bronang ini nantinya akan menjadi penunjang pengembangan Lapangan Forel, yang berpotensi menambah produksi hingga 10.000 barel minyak per hari (bopd).
Terakhir, PT Pertamina EP (PEP) yang telah merampungkan pengeboran sumur Wolai-002 di Banggai, Sulawesi Tengah. Hasil dari pengeboran tersebut menunjukan temuan cadangan sebesar 333,6 miliar kaki kubik gas.
(Baca: Pertamina EP Mengebor Dua Sumur untuk Pastikan Temuan Migas di Sulteng)