Pertamina Sebut Harga BBM Tak Akan Turun meski Harga Minyak Anjlok

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) untuk jenis layanan pesan antar. Pertamina tegaskan tak menurunkan harga BBM meski harga minyak sedang anjlok.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Ekarina
3/5/2020, 19.09 WIB

PT Pertamina (Persero) mengatakan tidak ada penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi meski harga minyak mentah dunia sedang anjlok. Menurut manajemen perseroan, harga BBM tidak berubah sejak 2016, kendati saat itu harga minyak mentah  sedang tinggi. 

"Masyarakat dapat memastikan, BBM subsidi dan penugasan (Premium dan Solar) dalam beberapa tahun tidak mengalami kenaikan, baik dalam kondisi minyak dunia tengah naik atau turun," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman dalam konferensi pers secara virtual, Minggu (3/5).

Berbeda dengan BBM subsidi dan penugasan, harga BBM Pertamina jenis lainnya sudah diturunkan, seperti produk Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex. Produk tersebut diketahui sudah beberapa kali mengalami penurunan harga sejak awal tahun.

(Baca: Diskon 30% Harga BBM Pertamina Diprotes, Cuma Promo dan Beragam Syarat)

"Tahun 2019 juga sudah ada dua kali penurunan untuk beberapa produk tersebut. Jadi, sebenarnya penurunan terus kami lakukan, evaluasi harga terus kami lakukan," kata Fajriyah menambahkan.

Meski demikian, Pertamina akan terus terus memantau dinamika harga minyak mentah dunia, terlebih di tengah kondisi ketidakpastian dunia akibat wabah Covid-19. 

Sehingga, Fajriyah berharap dalam waktu dekat kebutuhan minyak akan kembali meningkat dan membuat harga minyak mentah dunia menjadi lebih stabil dibandingkan saat ini yang tengah berfluktuasi. Meski demikian, dia mengakui setiap negara mengalami situasi yang berbeda, dimana ada beberapa negara yang mulai pulih seperti Tiongkok.

(Baca: OPEC+ Mulai Pangkas Produksi Hari Ini, Harga Minyak US$ 25,27/Barel)

Di sisi lain, Pertamina juga memantau hasil dari pertemuan negara-negara penghasil minyak mentah dunia atau OPEC+, yang mengurangi jumlah produksinya di tengah pendemi. Dengan adanya pemotongan produksi, diharapkan harga minyak dunia kembali stabil. 

"Kami juga terus mengkaji dan melakukan simulasi untuk keputusan terbaik, agar ekosistem migas di Indonesia tetap berjalan dengan kemandirian energi," kata Fajriyah.

Reporter: Ihya Ulum Aldin