Selama periode Januari – Maret 2020, PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) berhasil mempertahankan penyaluran gas bumi sebesar 882 BBTUD.
“Pada triwulan I 2020, jumlah pelanggan tumbuh seiring dengan pertumbuhan industri, kelistrikan dan pembangunan jargas. PGN saat ini sebagai sub holding gas mengelola lebih dari 390 ribu pelanggan,” ungkap Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama di Jakarta, Rabu (6/5).
Rachmat menjelaskan PGN akan terus membangun dan memperluas infrastruktur gas bumi. Ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian nasional di berbagai sektor bisnis dalam kondisi prihatin saat menghadapi pandemic Covid-19. Tingginya kebutuhan energi di dalam negeri merupakan peluang bagi PGN untuk mengoptimalkan penggunaan gas bumi.
“Di tengah perlambatan perekonomian global dampak dari pandemi Covid-19, PGN senantiasa berperan aktif dalam menopang ketahanan ekonomi dengan tetap melaksanakan penyaluran gas bumi guna memenuhi kebutuhan gas bumi dalam negeri bumi, serta menjalankan proyek-proyek strategis efisiensi energi dan mengurangi beban subsidi seperti gasifikasi kilang pertamina dan program-program penugasan seperti gasifikasi pembangkit listrik dan pembangunan jargas rumah tangga, sektor UMKM dan transportasi,” jelas Rachmat.
Faktor melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat pada akhir Maret 2020 yang juga berdampak pada penurunan volume niaga gas bumi, penurunan harga ICP sebagai imbas dari adanya pandemi COVID-19 harus diantisipasi dengan tepat.
PGN mengambil kebijakan optimasi melalui efisiensi biaya yang tidak terkait langsung dengan pendapatan dan kehandalan jaringan pipa serta optimasi arus kas melalui prioritisas anggaran investasi.
Dengan begitu diharapkan PGN tetap mampu memberikan kinerja positif di tengah perlambatan ekonomi nasional dan global sehingga PGN tetap dapat berkontribusi terhadap perekonomian nasional.
“Kami sangat memahami bahwa Covid-19 akan berdampak secara signifikan terhadap performa PGN termasuk juga kepada pelanggan. Oleh karena itu, kami melakukan beberapa antisipasi atas potensi dampak termaksud diantaranya melalui penerapan kebijakan relaksasi atau keringanan kepada pelanggan terdampak, serta penyesuaian batas pemakaian minimum pada pelanggan, sehingga akan menstimulus konsumsi gas bumi pelanggan,” imbuh Rachmat.
Rachmat menjelaskan bahwa hal ini bertujuan agar pelanggan gas bumi terutama sektor industri tetap kompetitif dan mampu berproduksi di tengah pandemi sehingga tetap dapat menggerakkan roda perekonomian dalam negeri.
Dengan demikian, maka pemenuhan kebutuhan gas bumi dalam Negeri yang dilakukan PGN secara langsung berkontribusi pada perekonomian nasional.
Dalam menghadapi pandemi, PGN telah membuat beberapa skenario dan simulasi awal atas dampak yang ditimbulkan oleh Covid-19 dan telah pula berkoordinasi dan audiensi dengan Pertamina dan Kementerian BUMN.
Adapun mitigasi risiko yang dilakukan saat ini sudah mencakup atas bisnis proses yang terdampak signifikan, meliputi perlindungan pekerja, keandalan infrastruktur, manajemen supply and demand, serta optimasi instrumen keuangan.
Beberapa antisipasi atas dampak kinerja keuangan diantaranya adalah melakukan efisiensi Opex & Capex, melakukan evaluasi keekonomian rencana investasi, exercise liability management, dan improvement business plan niaga gas bumi.
“Pada prinsipnya PGN akan tetap berusaha agar PGN tetap menjaga kinerja operasional yang baik dan kinerja keuangan yang sehat dan positif agar senantiasa dapat berkontribusi positif terhadap perkembangan bangsa dan negara,” tegas Rachmat.
Di tengah kondisi pandemi Covid-19, PGN tengah menyelesaikan proyek pembangunan terminal LNG Teluk Lamong. Saat ini perkembangannya sudah sekitar 90 persen dan siap diuji coba tak lama lagi. Nantinya, gas akan disalurkan untuk memenuhi kebutuhan gas di wilayah Jawa Timur, baik yang disalurkan melalui gas pipa maupun dalam bentuk retail LNG.
Saat ini PGN menjalankan berbagai Peran Strategis BUMN sebagai revenue generator sekaligus agent of development dalam pengelolaan gas bumi. Peran-peran yang dijalankan diantaranya pembangunan dan pengoperasian infrastruktur hilir, jaringan pipa ±10.000 KM jaringan pipa, termasuk jaringan gas untuk melayani sektor rumah tangga sepanjang lebih dari 3800 km, 3 Receiving Terminal, dan SPBG yang menjangkau 17 Provinsi & 59 Kabupaten/ kota.
PGN juga melakukan integrasi pengelolaan infrastruktur dan komoditas sehingga mampu menjadi energi yang kompetitif dan efisien. Pada 2024, PGN menargetkan pemenuhan energi bagi 4 juta sambungan rumah tangga dan volume 1800 BBTUD Niaga Domestik dapat diwujudkan untuk menyokong kebutuhan gas bumi domestik.
Adapun penambahan infrastruktur gas untuk menunjang target tersebut yaitu 500 KM pipa distribusi untuk eksisting dan perluasan wilayah, 528 KM pipa transmisi, 7 LNG Filling Station untuk truk maupun kapal, 5 FSRU, dan 34 Mini LNG untuk seluruh sektor pengguna gas bumi.