116 Negara Termasuk Indonesia Dukung Penyelidikan Asal Usul Covid-19

ANTARA FOTO/REUTERS/Jason Lee
Presiden Tiongkok Xi Jinping di Balai Agung Rakyat, di Beijing, Tiongkok, Jumat (25/10/2019).
Penulis: Yuliawati
19/5/2020, 15.30 WIB

Sebanyak 116 negara termasuk Indonesia mendukung sebuah draft resolusi yang diajukan Uni Eropa dan Australia kepada World Health Assembly (WHA) atau Majelis Kesehatan Dunia.

Mereka meminta kepada WHA, badan yang mengatur World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia untuk menyelidiki secara internasional mengenai virus corona atau Covid-19, termasuk di antaranya asal usul dan penyebaran virus.

Draf resolusi tersebut dibahas dalam sidang WHA Selasa (19/5) dan perlu mendapat dukungan dua pertiga dari 194 anggota WHA. Tiongkok menentang penyelidikan internasional terhadap pandemi yang berujung ketegangan hubungan dengan Australia.

(Baca: Tiongkok Bidik Australia jadi Musuh Baru Perang Dagang)

Wakil Kepala Pejabat Medis Australia Paul Kelly berharap resolusi penyelidikan ulang terhadap virus corona akan mengakhiri perdebatan internasional mengenai asal-usul virus. 

"Saya pikir hal yang paling penting - alih-alih menyalahkan salah satu negara atau negara lain - adalah bahwa kita sampai pada dasar berupaya mengetahui apa yang terjadi," kata Kelly, dikutip dari ABC News.

Pengetahuan mengenai asal usul virus tersebut, kata Kelly, akan berguna bagi manusia untuk memahami mengenai penyakit tersebut apakah menyebar dari hewan, atau hewan ke manusia.

(Baca: Uni Eropa Ingin Investigasi Independen Usut Asal Mula Covid-19)

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne sangat berharap mosi tersebut sukses di WHA. "Kami sangat semangat mendapat dukungan yang terus bertambah di WHA," katanya.

Payne mengatakan meski dalam draft resolusi tak menyebutkan secara spesifik mengenai pengusutan asal usul Covid-19, namun pengusutan sumber virus sebagai bagian dari pekerjaan yang perlu dilakukan.  “Ini menetapkan serangkaian langkah yang perlu diambil sehubungan dengan Covid-19 di antaranya pemeriksaan asal-usul virus corona itu sendiri juga,” katanya.

Dalam rancangan resolusi yang disusun Australia dan Uni Eropa, mereka meminta Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus bekerja erat dengan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia, Makanan dan Organisasi Pertanian PBB dan negara-negara untuk "mengidentifikasi sumber zoonosis virus".

Resolusi tersebut juga meminta pemeriksaan "rute penyebaran manusia, termasuk kemungkinan peran inang perantara".

Payne mengungkapkan Australia secara khusus meminta penyelidikan virus corona secara internasional dilakukan dengan "tidak memihak, independen dan komprehensif".

Sebanyak 116 negara mendukung resolusi ini mewakili benua Asia, Eropa, Amerika, Australia dan Afrika. Beberapa negara Asia yang mendukung langkah ini yakni Indonesia, Malaysia, Korea Selatan, India dan Jepang.

Tiongkok dan Australia Memanas

Hubungan Tiongkok dan Australia kembali memanas dan berada di ambang perang dagang. Baru saja Tiongkok mengenakan 80% tarif impor untuk produk gandum Negeri Kanguru. 

Dikutip dari The Guardian, Kementerian Perdagangan Tiongkok Senin (18/5) malam mengumumkan pengenaan tarif terhadap beberapa produk biji-bijian Australia setelah menyelesaikan 16 bulan penyelidikan temuan subsidi dan dumping.

"Otoritas investigasi telah menemukan tindakan dumping impor  biji-bijian dari Australia, sehingga industri dalam negeri terdampak cukup besar," tulis sebuah pernyataan di situs web kementerian Tiongkok. 

(Baca: Trump Tutup Komunikasi dengan Tiongkok, Perang Dagang Makin Rumit)

Adanya pemberlakuan tarif ini, di sisi lain juga memberi pukulan besar bagi perdagangan komoditas gandum Australia, lantaran mencakup setengah dari total ekspor produk biji-bijian atau serealia negara itu.

Sepekan sebelumnya, Tiongkok juga memberlakukan larangan impor daging dari empat pabrik pemrosesan Australia. Sementara jauh sebelumnya, negara ini juga memiliki keluhan tentang tarif baja Negeri Kanguru. 

Langkah ini menimbulkan kecurigaan. Beijing dinilai tengah berupaya membalas Canberra  karena ikut mendorong penyelidikan internasional terkait sumber wabah Covid-19.

(Baca: Didukung 194 Negara, Majelis WHO Sepakat Evaluasi Penanganan Covid-19)