Pemerintah memperpanjang waktu pemberian bantuan sosial dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa bagi masyarakat terdampak Covid-19. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bansos akan diperpanjang hingga akhir tahun 2020.
Namun, pemerintah menurunkan nilai manfaat bansos tersebut. Untuk bansos sembako yang diberikan di Jabodetabek, pemerintah menurunkan manfaatnya sebesar Rp 300 ribu. Dengan demikian, total anggaran yang digelontorkan untuk bansos Jabodetabek menjadi Rp 6,8 triliun.
"Untuk Jabodetabek akan sampai Desember, namun mulai Juli hingga Desember, manfaatnya turun dari Rp 600 ribu menjadi Rp 300 ribu per bulan," kata Sri Mulyani usai rapat terbatas melalui konferensi video, Rabu (3/6).
Pemerintah juga menurunkan manfaatnya bansos tunai yang diberikan bagi masyarakat terdampak corona di wilayah non-Jabodetabek dari Rp 600 ribu menjadi Rp 300 ribu. Dengan demikian, total anggaran yang digelontorkan untuk bansos non-Jabodetabek menjadi Rp 32,4 triliun.
(Baca: Sri Mulyani Sebut Anggaran Penanganan Corona Bertambah Jadi Rp 677,2 T)
(Baca: Pemerintah Berikan Bansos bagi Warga Terdampak Corona hingga Desember)
Selain nilai manfaatnya, metode penyaluran bansos non-Jabodetabek juga diubah. Presiden Joko Widodo memutuskan penyaluran bansos dilakukan secara tunai non-cash. "Pemerintah akan transfer ke nama dan akun penerima bantuan sesuai data Kementerian Sosial maupun kerja sama dengan pemerintah daerah masing-masing," kata Sri Mulyani.
Kemudian, pemerintah menurunkan nilai manfaat BLT Dana desa dari Rp 600 ribu menjadi Rp 300 ribu per bulan. Alhasil, total anggaran untuk BLT Dana Desa akan mencapai Rp 31,8 triliun.
Menurut Sri Mulyani, penerima bansos mayoritas terdiri dari petani, peternak, dan pekebun, yakni sebesar Rp 18,4 juta orang. Kemudian, ada 4,2 juta pedagang dan pekerja sektor swasta yang menerima bansos.
Pemerintah juga memberikan bansos kepada 3,4 juta pekerja bangunan dan 3,3 juta pekerja pabrik. Sebanyak 1,3 juta penerima bansos merupakan supir dan pekerja sektor komunikasi.
Ada pula 900 ribu nelayan yang menerima bansos. "Ini sudah mencakup 40% dari masyarakat. Itu merupakan dukungan yang diberikan pemerintah untuk menahan daya beli agar tidak turun akibat Covid-19 dan merosotnya kegiatan ekonomi, terutama di level masyarakat di akar rumput," ujarnya.
(Baca: Keraguan Kucuran Aneka Bansos Bisa Meredam Laju Kemiskinan)