Pemerintah Jelaskan Alasan Tes Corona RI Minim Dibanding Negara Lain

ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi/aww.
Tes usap warga di Padang, Sumatera Barat, Minggu (7/6/2020). Pemerintah beralasan minimnya uji spesimen corona RI karena risiko penularan antar daerah yang berbeda.
12/6/2020, 17.49 WIB

Pemerintah menjelaskan alasan minimnya jumlah uji spesimen virus corona Covid-19 di Indonesia dibanding negara lain. Mereka beralasan RI merupakan negara kepulauan sehingga setiap daerah memiliki ancaman epidemiologi dan penularan virus berbeda.

Dari data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, jumlah penduduk yang telah diperiksa mencapai 302.147 orang. Adapun total angka uji spesimen yang dilaporkan pemerintah sebanyak 478.953 sampel.

Jumlah uji spesimen ini setara dengan 1.752 per satu juta penduduk. Sebagai perbandingan, dari laman Worldometers, Singapura telah berhasil melakukan uji spesimen dengan angka 83.568 per sejuta penduduk. Malaysia sudah melakukan tes sebanyak 19.120 per sejuta penduduknya. Adapun Korea Selatan bisa menguji 21.095 sampel spesimen corona.

Sedangkan jumlah masyarakat yang dites di RI hanya fokus di beberapa tempat. “Kita tahu negara ini adalah kepulauan sehingga ada barrier dari risiko pandemi. Ancamannya tidak sama antar pulau,” kata Yurianto dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (12/6).

(Baca: Video: Bappenas: RI Mampu 30 Ribu Tes Corona Per Hari )

Yurianto mengatakan dengan kondisi ini, maka penularan corona di RI tak bisa disamakan dengan negara yang secara geografis didominasi daratan.  Sedangkan di wilayah terdampak seperti DKI Jakarta, tes yang dilakukan mencapai 17.954 per sejuta orang.

“Persoalannya, tidak mungkin semua wilayah RI dianalogikan sebagai daratan,” ujar dia.

Dia juga mengatakan tidak bisa melihat keseluruhan masalah Covid-19 ini dalam satu perspektif daerah yang sama. Ini lantaran tiap wilayah memiliko risiko penularan dan kepadatan penduduk yang berbeda.

“Tidak mungkin membandingkan Indonesia yang luas dan sebaran (corona) tidak merata dengan negara-negara daratan,” ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan ini.

Dari jumlah 478.953 pengujian, sebanyak 468.907 melalui polymerase chain reaction (PCR) dan 10.046 diuji dengan metode tes cepat molekuler (TCM).

(Baca: Jokowi Tambah Target Uji Spesimen Corona jadi 20 Ribu Per Hari)