Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar transisi di Jakarta telah berlangsung selama dua belas hari. Meski demikian, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun mengatakan tidak melihat tanda-tanda PSBB transisi perlu dihentikan dan kembali diperketat.
"Bila indikator menunjukan keselamatan warga terancam, maka kami akan kembali kendalikan dengan menerapkan PSBB pra transisi. Berdasarkan evaluasi 10 hari terakhir, indikator itu tidak nampak," kata Anies di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Selasa (16/6).
Ia pun mengatakan, kelanjutan PSBB akan bergantung pada perilaku 11 juta penduduk DKI Jakarta. Untuk itu, ia meminta masyarakat disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan covid-19. "Ini supaya kita tidak kembali lagi ke pra transisi," ujar dia.
(Baca: Jumlah Pesepeda Meningkat di Masa Pandemi, Anies Bakal Tambah Jalurnya)
Hingga hari ini, kasus positif covid-19 di Jakarta mencapai 9.092 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.329 pasien atau 47,6% telah sembuh, serta sebanyak 583 pasien atau 6,4% meninggal.
Adapun Pemprov DKI Jakarta selama masa transisi PSBB, berupaya menjemput bola untuk menemukan kasus baru Corona atau active case finding. Pemprov secara aktif melacak sampai ke kediaman warga yang berpotensi terinfeksi Covid-19.
"Ketika pelonggaran, kami instruksikan ke seluruh Puskesmas active case finding, jemput bola," kata Anies.
(Baca: Anies Tunggu hingga Juli untuk Evaluasi Pembukaan Sekolah di Jakarta)
Pemprov kemudian melaksanakan tes agar kasus baru bisa dideteksi secara dini. Meski begitu, upaya itu justru membuat lonjakan kasus baru Covid-19 di DKI Jakarta.
Meski demikin, risiko penularan virus corona bisa dicegah sedini mungkin dengan ditemukannya kasus-kasus baru. Pasalnya, warga yang positif Covid-19 bisa langsung diisolasi untuk menghindari penularan.