Ahli Epidemiologi: Buka Pasar Berisiko Tingkatkan Penularan Corona

ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/aww.
Aktivitas di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Rabu (17/6/2020). Epidemiolog mengatakan pembukaan pasar tradisional berpotensi meniimbulkan penularan virus corona.
17/6/2020, 20.16 WIB

Langkah pemerintah kembali membuka pasar tradisional saat ini dinilai berisiko membuka klaster baru penyebaran virus corona Covid-19. Ini lantaran pasar kerap menjadi lokasi kerumunan masyarakat sehingga bisa menularkan penyakit dengan cepat.

Merujuk data Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), sudah ada 573 pedagang pasar yang terpapar corona. Dari jumlah tersebut, ada 32 pedagang pasar yang telah meninggal dunia akibat virus tersebut.

Ahli epidemiologi juga mengatakan saat ini belum ada kesadaran atau perubahan perilaku di masyarakat dan pedagang pasar dalam upaya mencegah corona. "Sangat rawan atau rentan membuka pasar tradisional saat ini," kata epidemiolog asal dari Griffith University Australia Dicky Budiman ketika dihubungi Katadata.co.id, Rabu (17/6).

(Baca: Normal Baru, Pasar di Beberapa Daerah Jadi Klaster Penularan Corona )

Meski demikian, Dicky memahami bahwa pembukaan pasar tradisional tak bisa dihindari karena menjadi kebutuhan dasar masyarakat. Karena itu, dia mengusulkan agar pembukaan pasar diatur setiap selang sehari. "Satu hari buka dan satu hari dibersihkan dengan disinfektan," kata dia.

Selain itu, Dicky meminta agar jarak antar pedagang diatur ketat minimal 1 meter serta wajib mengenakan masker saat menjajakan barang dagangannya.  Dia juga menyarankan pemerintah terus mengedukasi pedagang dan masyarakat agar bisa menerapkan protokol kesehatan dengan baik. "Yang melanggar harus diberi sanksi," kata Dicky.

Sedangkan laju penyebaran corona di Indonesia hingga saat ini bertambah 1.031 orang pada hari ini. Dengan demikian total kasus corona di dalam negeri saat ini sebanyak 41.131. 

Dengan jumlah ini, kasus corona di Indonesia sudah lebih tinggi ketimbang yang terjadi di Singapura. Namun Dicky mengatakan saat ini situasi di RI belum mencapai puncak kasus. "Kondisi pandemi dalam fase meningkat menuju puncak," katanya.

Sedangkan epidemiolog dari Universitas Airlangga Laura Navika Yamani menambahkan pemerintah harus meningkatkan upaya pemantauan kesehatan ketika pasar tradisional dibuka kembali. Dengan demikian, kasus positif yang ada sehingga tidak menyebar luas.

Dia juga meminta pemerintah untuk bisa memantau kondisi pasar secara ketat. "Apakah sudah sesuai dengan protokol kesehatan untuk meminimalisir penyebaran di area pasar tersebut," kata Laura.

(Baca: Anies Bakal Tutup Sementara Enam Pasar yang Terpapar Virus Corona)

Reporter: Dimas Jarot Bayu