Pandemi corona telah menganggu pengerjaan sejumlah proyek hulu migas. Salah satunya proyek Tangguh Train III di Papua Barat.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas menyebut BP Indonesia selaku operator menargetkan proyek Tangguh Train III mulai beroperasi pada kuartal ketiga 2021. Namun, pandemi corona yang tak kunjung reda membuat jadwal operasi proyek tersebut mundur sembilan bulan hingga 2022.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman menjelaskan pandemi corona telah berdampak besar pada pengerjaan proyek tersebut. Pasalnya, mobilisasi pekerja terhambat karena harus menyesuaikan dengan protokol kesehatan.
"Pekerja di lapangan maksimal 50% karena social distancing. Ini tergantung berapa lama Covid-19 berakhir," ujar Fatar kepada Katadata.co.id, Selasa (7/7).
(Baca: Produksi Train II Terganggu, Lifting Gas Blok Tangguh Tak Capai Target)
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto sebelumnya memperkirakan proyek tersebut bisa beroperasi pada kuartal IV 2021. "Kami masih diskusikan agar tidak geser tahun, harapannya masih bisa dikejar di kuartal IV 2021," kata Dwi beberapa waktu lalu.
Jadwal produksi proyek Tangguh Train 3 sejatinya telah mundur dari rencana awal pada kuartal III 2020. Namun, keterlambatan pengiriman material yang berasal dari Sulawesi dan Jawa menyebabkan proyek tersebut bergeser hingga kuartal III 2021.
Keterlambatan tersebut disebabkan oleh gempa dan tsunami yang mengguncang Palu pada tahun lalu. Ditambah dengan erupsi anak Gunung Krakatau yang membuat pasokan material semakin terganggu.
Selain itu, jumlah pekerja yang semakin berkurang juga turut menghambat pengerjaan Tangguh Train III. Pasalnya, banyak pekerja yang kebanyakan berasal dari Jawa tidak kembali ke Papua. Padahal dibutuhkan kurang lebih 10.000 pekerja untuk mempercepat konstruksi proyek tersebut.
Proyek Tangguh saat ini terdiri dari dua Train dengan kapasitas masing-masing 3,8 juta metric tonne per annum (MTPA). Beroperasinya Train III bakal meningkat kapasitas Tangguh hingga 11,4 juta MTPA.