Litbang Kompas: 69,6% Responden Anggap Jokowi Perlu Rombak Kabinet
Survei Litbang Kompas menyebut 69,6% responden menganggap reshuffle atau perombakan kabinet mendesak dilakukan saat ini. Hal tersebut erat kaitannya dengan kepuasan masyarakat atas langkah pemerintah dalam menangani virus corona.
Jajak pendapat dilakukan Litbang Kompas kepada 587 responden di 23 provinsi sepanjang 7 sampai 11 Juli lalu. Tingkat kepercayaan survei ini mencapai 95% dengan margin of error sebesar 4,04%.
Dari hasil survei, hanya 21,6% responden menganggap perombakan belum perlu dilakukan saat ini. Sedangkan 8,8% mengatakan dirinya tidak tahu. “Teguran Presiden kepada jajaran Kabinet Indonesia Maju menjadi perhatian utama publik,” tulis Litbang Kompas, Senin (13/7).
(Baca: Litbang Kompas: 87,8% Warga Tak Puas Kinerja Menteri Atasi Corona)
Terdapat 87,8% responden tidak puas terhadap kinerja Menteri dalam menangani pandemi virus corona. Ketidakpuasan ini terutama terkait penyediaan sarana kesehatan tenaga medis, penyaluran bantuan sosial, serta stimulus ekonomi.
“Beberapa tindakan dalam penanganan Covid-19 dinilai publik belum maksimal,” tulis Litbang Kompas.
Dalam hal penyediaan sarana dan prasaranan pekerja medis, 71,1% masyarakat tak puas dengan langkah pemerintah. Sebanyak 22,2% menyatakan puas, dan sisanya menjawab tidak tahu.
Terkait penyaluran bansos, sebanyak 75,1% responden mengaku tidak puas. Sedangkan 20,9% yang menyatakan dirinya puas dengan pembagian bantuan. Adapun 4% mengatakan tidak tahu atau tidak menjawab.
Selain itu 68,5% responden juga menyatakan ketidakpuasannya terhadap stimulus kepada pengusaha serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hanya 21,8% menyampaikan kepuasannya, serta 9,7% menyatakan tidak tahu.
“Tingginya ketidakpuasan public di berbagai bidang disebabkan minimnya dampak langsung yang dirasakan masyarakat,” demikian penjelasan Litbang kompas.
Sedangkan 43,6% masyarajatr menganggap hal paling mendesak saat ini adalah pencegahan penularan Covid-19. Adapun 35% beranggapan pemulihan ekonomi menjadi hal paling utama. Sebanyak 18,3% responden menyatakan pemberian bansos merupakan keperluan terpenting. Terakhir, 0,7% mengaku tidak tahu.