Cegah Terkena Corona, Warga Diminta Tak Terlalu Lama di Ruang Tertutup

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy di kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (11/6/2020). Muhadjir usai ratas (13/7) mengingatkan warga tak berlama-lama gelar pertemuan di ruang tertutup demi cegah penualran corona.
13/7/2020, 17.34 WIB

Pemerintah mengingatkan warga agar tak melakukan pertemuan di ruang tertutup secara berlama-lama. Ini lantaran potensi penularan virus corona di ruangan tersebut cukup besar.

Peringatan tersebut dilontarkan pemerintah usai adanya petunjuk organisasi kesehatan dunia (WHO) bahwa Covid-19 bisa menular melalui udara alias airborne. Penyebaran akan semakin rentan jika ruangan tersebut tak punya ventilasi udara yang baik.

 "Melalui kesempatan ini saya mengimbau setiap pertemuan untuk tolong dibatasi, terutama tempat pertemuan tertutup," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (13/7).

(Baca: Corona Menyebar Lewat Udara, Dokter Imbau Masyarakat Hindari Keramaian)

Muhadjir juga meminta pemuka agama agar mempersingkat khotbah dan memperpendek doa di tempat-tempat peribadatan. Hal tersebut semata untuk menghindari kemungkinan adanya micro droplet corona yang melayang-layang di udara.

"Kalau penceramah dia positif (corona), dia ngomong satu jam di dalam ruang tertutup, kita bisa bayangkan berapa juta atau miliar Covid-19 beterbangan," kata Muhadjir.

Muhadjir pun meminta agar masyarakat bisa disiplin menggunakan masker. Menurut Muhadjir, penggunaan masker dapat meminimalisir terhisapnya percikan liur berisi corona ke saluran pernafasan seseorang. "Kalau enggak pakai masker, bisa mengisap itu dan itu yang menjadi sumber (penularan corona dari) micro droplet," kata dia.

(Baca: Dokter Patologi Sarankan Tes Cepat Molekuler untuk Syarat Perjalanan)

Sedangkan Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto juga menyoroti pentingnya mengenakan masker saat ini. Dia bahkan mengatakan bahwa penggunaan topeng wajah transparan alias face shield tidak memberikan perlindungan maksimal terhadap droplet berukuran kecil.

“Oleh karena itu penggunaan masker mutlak dilakukan, bukan face shield,” kata Yurianto, Minggu (12/7) dikutip dari laman Kementerian kesehatan.

Reporter: Dimas Jarot Bayu