Sebanyak 38,7% masyarakat di Indonesia menganggap penyaluran bantuan sosial terkait penanganan Covid-19 yang diberikan pemerintah belum tepat sasaran. Hal itu sebagaimana tercantum dalam hasil survei Pusat Kajian Pembangunan dan Pengelolaan Konflik Universitas Airlangga yang dirilis pada Selasa (14/7).
Namun, ada 32% masyarakat Indonesia yang setuju bahwa penyaluran bansos dari pemerintah sudah tepat sasaran. Sementara 29,4% responden lainnya menjawab cukup.
"Distribusi bansos lebih banyak masyarakat secara nasional yang tidak setuju (jika disebut tepat sasaran)," kata Koordinator Analisis Penelitian Puspek Unair Fahrul Muzaqqi dalam diskusi virtual, Selasa (14/7).
Fahrul mengatakan, anggapan bahwa penyaluran bansos tidak tepat sasaran lebih banyak berasal dari masyarakat di Pulau Jawa. Ada 46,7% responden di Jawa yang tak setuju bila bansos pemerintah disebut sudah tepat sasaran.
(Baca: Belanja Pemerintah akan Melonjak Menjadi Rp 1.306 T di Semester II)
Sebanyak 23% responden di Jawa setuju bahwa bansos sudah tepat sasaran. Ada 30,80% responden di Jawa yang menyatakan cukup.
Sementara di luar Jawa, jumlah responden yang setuju bahwa bansos sudah tepat sasaran lebih tinggi, yakni 43,5%. Ada 28,9% responden di luar Jawa yang menganggap bansos tidak tepat sasaran, sedangkan 27,5% menganggap cukup. "Jadi kita bisa tafsirkan ini sebagai catatan proses penanganan Covid-19," kata Fahrul.
Adapun sebanyak 39,5% masyarakat Indonesia menganggap sosialisasi bansos oleh pemerintah sudah baik. Sebanyak 25,6% responden menganggap sosialisasi bansos oleh pemerintah cukup, sedangkan 34,9% menilai masih buruk.
Secara perinci, masyarakat di Jawa yang menyatakan sosialisasi bansos oleh pemerintah sudah baik sebesar 31,5%. Ada 27,3% responden di Jawa yang mengganggap sosialisasi bansos oleh pemerintah cukup dan 41,3% masih buruk.
(Baca: Pejabat Tak Dapat THR, Belanja Pegawai Turun 3,3% pada Semester I 2020)
Di luar Jawa, masyarakat yang menganggap sosialisasi bansos oleh pemerintah sudah baik sebesar 49,8%. Ada 23,5% responden di luar Jawa yang menyatakan sosialisasi bansos oleh pemerintah cukup. Sementara, 26% responden lainnya menyatakan sosialisasi bansos oleh pemerintah buruk.
"Pada indikator bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah tersosialisasi secara baik memperlihatkan bahwa responden Jawa berkebalikan dengan luar Jawa," kata dia.
Survei Puspek Unair dilakukan pada 3-18 Juni 2020. Survei ini dilakukan terhadap 800 responden dengan metode cluster random sampling. Tingkat kepercayaan survei mencapai 95%, sedangkan tingkat kesalahan atau margin of error sebesar 3,4%.
Secara metodologi, survei ini memiliki kelemahan karena tekniknya belum mencerminkan populasi masyarakat Indonesia secara ideal. Selain itu, pengumpulan data dalam survei ini hanya menggunakan kuesioner daring.