Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berencana membeli 500 unit kendaraan taktis (rantis) buatan PT Pindad (Persero), bernama Maung 4x4. Direktur Utama Pindad Abraham Mose mengatakan perusahaan sedang fokus pada persiapan produksi dan pengadaan komponen.
Unit yang sempat diuji coba Prabowo beberapa hari lalu masih berupa prototipe tapi tidak akan ada perubahan untuk versi produksinya. “Harganya Rp 600 jutaan. Spesifikasinya memang rantis ringan yang kami rancang untuk kebutuhan manuver cepat ketika penyergapan dan lainnya,” kata Abrahan kepada Kompas.com, Senin (13/7).
Melalui akun Instagram pribadinya, Prabowo mengunggah foto ketika dirinya menjajal Maung di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, pada Ahad lalu. “Kementerian Pertahanan akan terus mendukung upaya peningkatan produksi alutsista (alat utama sistem persenjataan) dalam negeri,” tulisnya.
(Baca: Jokowi Ungkap Alasan Tunjuk Prabowo Pimpin Pengembangan Lumbung Pangan)
Langkah ini hanya beberapa hari setelah Presiden Joko Widodo meminta Prabowo menyetop dulu pembelanjaan alutsista dari luar negeri. Kepala Negara ingin pembelian alat itu dari produsen lokal, seperti PT Dirgantara Indonesia, Pindad, dan PT PAL.
Seiring dengan langkah pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19, Presiden juga memerintahkan belanja alutsista dalam bentuk tunai dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). “Agar apa? Ekonomi kena trigger, bisa memacu growth kita, pertumbuhan (ekonomi) kita,” ucap Jokowi.
Harapannya, belanja pemerintah dapat menjadi penggerak utama roda perekonomian Indonesia di kuartal ketiga 2020. “Begitu kuartal ketiga bisa mengungkit (pertumbuhan ekonomi), ya sudah kuartal keempat lebih mudah. Tahun depan insya Allah juga akan lebih mudah," kata dia.
Juru Bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut belanja Kementerian Pertahanan sebanyak 85% di dalam negeri. Jika harus impor, maka akan dilakukan lewat skema joint production (produksi bersama). “Baru sisanya bila mendesak dan harus segera dan tidak ada substitusinya tentu kita beli dari negara produsen alutsista di luar negeri,” ujarnya.
(Baca: Kementerian Pertahanan Kelola Aset Negara Paling Banyak Rp 1.645 T)
Spesifikasi Maung 4x4
Melansir detikoto, mobil Maung 4x4 memiliki mesin turbo empat slinder, 2.400 cc, dan terdapat enam percepatan. Keunggulannya adalah saat perpindahan gigit, mobil ini tidak memerlukan daya atau putaran mesin yang tinggi untuk berakselerasi. “Kemarin kita sudah lolos uji sampai kecepatan 120 kilometer per jam,” ucap Abraham.
Maung juga mengusung sistem penggerak di keempat rodanya atau four-wheel drive. Kecepatan aman mobil ini mencapai 120 kilo meter per jam dan mampu menjangkau jarak tempuh hingga 800 kilometer. Mobil ini juga suda dilengkapi suspensi independen sehingga roda dapat bergerak bebas tanpa mempengaruhi roda lainnya. Uji lintasnya termasuk di medan berpasir dan gambut.
(Baca: Narasi Berulang Proyek Lumbung Pangan)
Melansir dari situs Pindad, rintas Maung juga memiliki spesifikasi militer karena dilengkapi bracket senjata kaliber 7,62 milimeter dan konsol senapan SS2-V4 serta GPS. SS2 merupakan senapan serbu buatan Pindad yang ringan dan memiliki tingkat akurasi tinggi.
Kelebihan utama dari Maung adalah mampu menerjang medan-medan sulit dan beroperasi lepas ruas jalan aspal. Mobil ini tetap prima dioperasikan di ruas jalan aspal dan mampu bermanuver dengan baik.
Tampilannya boxy (kotak) panjang, seperti Jeep Rubicon. Desainnyai 100% dikerjakan tenaga ahli Indonesia, mulai dari reka bentuk, pelat besi, roda, kaca, hingga aksesorisnya. Untuk mesin, Rintas Maung masih menggunakan mesin Toyota Hilux.
Mobil ini nantinya bakal dipakai oleh pasukan infanteri. Abraham mengatakan 100 unit pertama Rintas Maung bakal disalurkan dalam dua belan ke depan.
Anggaran Jumbo Kementerian Pertahanan
Untuk kebutuhan strategis dan keamanan negara, Kementerian Pertahanan mendapat alokasi anggaran APBN terbesar tahun ini, yaitu Rp 131 triliun. Angka ini naik dari anggaran tahun lalu sebesar Rp 110 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sempat mengingatkan agar Kementerian Pertahanan dapat dengan cermat dan efektif memakai dana jumbo itu, terutama apabila sumber dananya dari pinjaman luar negeri. “Banyak alutsista kita dibeli dari berbagai macam negara dan ini pun menurut saya membutuhkan suatu pemikiran dan keputusan bersama,” ucapnya pada 23 Januari lalu.
(Baca: Anggaran Jumbo Pertahanan di Tengah Upaya Pemulihan Ekonomi)
Anggaran ini kemudian terpangkas dan dialokasian untuk penangangan Covid-19. Dari Rp 131 triliun menjadi Rp 122,45 triliun. Namun, Prabowo sudah lebih dulu berbelanja dalam jumlah besar. Hal ini terlihat dari serapan anggarannya menurut Kementerian Keuangan per akhir Mei 2020.
Serapan anggarannya mencapai Rp 25,73 triliun atau 21,02% dari anggaran yang terlah terpangkas. Persentase itu merupakan yang tertinggi dibandingkan kementerian lainnya.
Prabowo pada November lalu sempat memicu polemik dalam rapat dengan Komisi I DPR RI. Mantan Danjen Kopassus ini menolak menyebutkan rincian alutsista yang dibelinya dengan dalih dapat membocorkan rahasia negara.
Untuk tahun depan pun Kementerian Pertahanan mengajukan anggaran dengan nilai besar, yaitu Rp 129,3 triliun. Dana ini untuk empat program, yakni penggunaan kekuatan, modernisasi alutsista dan non-alutsista serta sarana dan prasarana pertahanan, pembinaan sumber daya pertahanan, dan profesionalisme serta kesejahteraan prajurit.
(Baca: Disentil Jokowi, Kemenhan Klaim Anggaran untuk Alutsista di Bawah 20%)
Kementerian Pertahanan pun menyasar lima output strategis dengan anggaran tersebut. Pertama, pengadaan alutsista sebanyak lima paket. Kedua, pengadaan amunisi kaliber kecil sebanyak satu kegiatan. Ketiga, pengadaan atau penggantian kendaraan tempur sebanyak 12 unit.
Keempat, pengadaan KRI, KAL, Alpung dan Ranpur/Rantis Matra Laut sebanyak 14 unit. Terakhir, pengadaan atau penggantian pesawat udara dan lainnya sebanyak 4 unit. Namun, serupa dengan tahun ini, dokumen tersebut tak menyebutkan secara rinci jenis-jenis alutsista yang akan dibeli.
Penyumbang Bahan: Muhamad Arfan Septiawan (magang)