Kalbe Farma Tbk (KLBF) menargetkan vaksin virus corona yang tengah dikembangkan bersama perusahaan Korea Selatan, Genexine Inc, bisa didistribusikan pada pertengahan 2021. Vaksin bernama GX-19 ini telah melalui pengujian kepada primata dan terbukti telah menghasilkan antibodi yang mampu menetralisir Covid-19.
Selain itu, vaksin ini sudah diuji klinis terhadap manusia di Tiongkok sejak Mei 2020. Saat ini, Kalbe Farma dan Genexine sedang mempersiapkan proses uji klinis tahap kedua yang akan dilakukan di Indonesia.
"Diharapkan proses uji klinis dapat berjalan dengan baik, sehingga vaksin Covid-19 dapat didistribusikan pada pertengahan tahun 2021," seperti dikutip dari surat bertandatangan Sekretaris Perusahaan Kalbe Farma Lukito Kurniawan Gozali pada keterbukaan informasi, Kamis (23/7).
Sebelumnya, Kalbe Farma telah menjalin kerja sama dengan Genexine membentuk PT Kalbe Genexine Biologic (KGBio). Perusahaan joint venture atau patungan itu mengembangkan dan membuat bahan baku obat-obatan bioteknologi di Indonesia.
(Baca: Kembangkan Vaksin Corona dengan Genexine, Saham Kalbe Jatuh 1,8%)
Harga saham Kalbe Farma pun naik seiring beredarnya kabar perusahaan bekerja sama dengan Genexine dalam mengembangkan vaksin corona. Meski kenaikan saham ini tidak sepesat perusahaan farmasi lainnya yang juga mengembangkan atau akan menjadi distributor vaksin seperti Kimia Farma Tbk dan Indofarma Tbk.
Tercatat sepanjang pekan ini, harga saham Kalbe Farma sudah naik hingga 7,51% menjadi berada di harga Rp 1.575 per saham pada penutupan perdagangan Rabu, 22 Juli 2020.
Sementara, pada pembukaan perdagangan Kamis, 23 Juli 2020, saham Kalbe Farma kembali naik hingga sempat menyentuh harga Rp 1.655 per saham alias naik 5% hingga berita ini ditulis. Secara total, volume saham yang diperdagangkan sebanyak 189,53 juta unit saham dengan nilai transaksi sejauh ini mencapai Rp 307,39 miliar.
Selain Kalbe Farma, perusahaan farmasi lain juga tengah mengembangkan vaksin Covid-19. BUMN farmasi PT Bio Farma (Persero) berkerja sama dengan perusahaan asal Tiongkok, Sinovac Biotech Ltd, untuk memproduksi vaksin virus corona atau Covid-19.
(Baca: Kabar Vaksin Corona, Harga Saham Kimia Farma & Indofarma Melonjak 24%)
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengatakan saat ini kerja sama memasuki proses uji klinis tahap ketiga. "Kami berharap nanti setelah lewat uji klinis yang ada ini dan dites, maka nanti bisa diproduksi juga di Indonesia," kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga kepada awak media, Senin (20/7).
Berdasarkan informasi yang diperoleh Arya, vaksin yang dikembangkan ini sedikit berbeda dengan yang lain. Alasannya, vaksin ini dapat mencegah penularan beberapa jenis virus Covid-19 yang berkembang.
Covid-19 yang menyebar di Indonesia memiliki perbedaan dengan virus yang menyebar di Tiongkok. Pengujiannya dilakukan untuk mengukur keandalannya. "Itu yang kami lakukan, apakah memang cocok dan bisa mematikan virus corona yang ada di Indonesia?"
Sebelumnya, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa jika semua tahapan pengajuan lancar, baru antibodi bisa diproduksi secara massal. “Target produksi vaksin rencananya pada akhir 2020,” katanya melalui konferensi video, Kamis (17/6).
(Baca: Vaksin Corona Diproduksi 2021, Erick Thohir: Masyarakat Tetap Disiplin)
Berbagai pihak tengah berlomba-lomba untuk menemukan obat dan vaksin guna mengendalikan wabah Covid-19. Data terakhir pada Jumat (10/7) lalu, setidaknya ribuan obat dan vaksin dalam status uji klinis. Rinciannya dapat dilihat pada databoks berikut ini:
Penulis/Reporter: Ihya Ulum Aldin.