Cerita Tenaga Medis Kesulitan Lacak Kasus Corona di Era Kebiasaan Baru

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Ilustrasi. Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia bertambah 1.906 orang pada Kamis (23/7) menjadi total 93.657 kasus.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Agustiyanti
23/7/2020, 18.44 WIB

Tenaga kesehatan mengatakan, sulit untuk melacak kasus positif virus corona yang ada di tengah masyarakat. Apalagi setelah pemerintah mulai melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar dan mendorong tatanan normal baru.

Kepala UPT Puskesmas Pasir Kaliki, Bandung, Deborah Johana Rattu mengatakan, banyak pasien positif corona yang tak tahu telah melakukan kontak dengan siapa saja selama ini. Mereka telah bertemu dengan banyak orang ketika terinfeksi corona.

"Ini makin 'njelimet' gitu sekarang mencari tahu mereka ketemu siapa. Jadi nanti positifnya dari mana enggak tahu. Dicari-cari sampai dikorek-korek ya enggak tahu," kata Deborah dalam webinar Katadata.co.id bersama Kawal Covid-19 bertajuk Babak Baru Penanganan Pandemi di Daerah, Kamis (23/7).

 Tak hanya itu, Deborah menyebut banyak orang yang positif corona saat ini enggan memeriksakan dirinya ke puskesmas atau rumah sakit. Mereka merasa sehat-sehat saja selama ini.

Selain itu, banyak anggapan di tengah masyarakat bahwa status positif corona merupakan aib. "Kalau sudah diperiksa menjadi positif itu menjadi masalah," kata Deborah.

Kondisi ini menyebabkan upaya pelacakan kasus positif corona membutuhkan waktu yang lebih lama. Padahal, upaya penelusuran sebelum PSBB transisi dilakukan kurang dari 72 jam. Pihaknya bahkan pernah mendapatkan beberapa kontak erat dalam 24 jam.

"Memang lebih mudah dilakukan pada masa dulu dibanding sekarang di mana PSBB dilonggarkan dan adaptasi kebiasaan baru," kata Deborah.

 Wakil Direktur Penelitian dan Pendidikan Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret Solo  Tonang Dwi Ardyanto juga menyatakan hal serupa. Penelusuran kasus positif corona saat ini lebih sulit dilakukan.

Dia menduga banyak orang yang telah terinfeksi corona di tengah masyarakat, namun tak terdeteksi. "Ini akhirnya menyebabkan penularan itu berlangsung dan susah untuk kita urai lagi," kata Tonang.

Atas dasar itu, Tonang mengimbau masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Mereka harus menggunakan masker secara benar dan disiplin.

Masyarakat pun diminta menghindari keramaian dan ruangan tertutup tanpa sirkulasi udara yang baik. "Bagi masyarakat, tolong dibantu, tolong dijaga betul, tolong patuh betul. Hanya itu yang sekarang kita punya dengan situasi di mana penyebaran sudah semakin tidak bisa kita urai," kata dia.

Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia bertambah 1.906 orang pada Kamis (23/7) menjadi total 93.657 kasus. Sebanyak 52.164 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh dan 4.576 orang meninggal dunia, sementara sisanya masih menjalani perawatan.

Reporter: Dimas Jarot Bayu