Harga minyak dunia kembali anjlok pada perdagangan Kamis (30/7) waktu Indonesia. Penurunan ini dipicu lonjakan kasus baru virus corona global sehingga memicu kekhawatiran pelaku pasar akan merosotnya permintaan bahan bakar.
Mengutip Bloomberg hingga pukul 08.58 WIB, harga minyak Brent untuk kontrak pengiriman September 2020 turun 0,16% ke level US$ 43,68 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman September 2020, turun 0,15% ke US$ 41,22 per barel.
Kedua harga minyak patokan tersebut berada di wilayah stagnan setelah sejumlah negara melaporkan lonjakan kasus corona pada Rabu (29/7). Di samping itu, The U.S Energy Information Administration juga melaporkan penurunan tajam hingga 10,6 juta barel stok minyak mentah pekan lalu.
Analis mengatakan, pergerakan harga minyak yang bergerak bervariasi hari ini disebabkan oleh kekhawatiran permintaan menyusul adanya lonjakan kasus infeksi Covid-19. Hal ini juga menimbulkan kecemasan pasar, kebijakan karantina wilayah atau lockdown akan kembali diberlakukan.
Analis komoditas di Commonwealth Bank of Australia, Vivek Dhar, mengatakan setiap ada laporan lonjakan kasus corona, maka ia melihat selalu ada risiko besar yang membayangi permintaan minyak.
“Jika kembali terjadi lockdown, sektor transportasi akan terdampak secara tidak proporsional. Sebab, transportasi menyumbang dua pertiga dari permintaan minyak, ”katanya.
Data Worldometers mencatat, jumlah kasus infeksi corona di seluruh dunia hingga pagi ini telah mencapai 17,1 juta kasus dengan 670 ribu kematian.
Adapun kematian akibat Covid-19 tertinggi saat ini ditorehkan Amerika Serikat dengan angka lebih dari 150 ribu orang. Sementara Brasil, dengan wabah terburuk kedua di dunia, membuat catatan harian baru dari konfirmasi kasus dan kematian.
Demikian juga Australia yang kembali mencatat rekor kasus harian terbesar pada hari ini dengan 714 kasus.
Potensi penurunan permintaan datang tepat ketika Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, berencana akan meningkatkan produksi pada Agustus mendatang. Kelompok negara ini semula akan menambah sekitar 1,5 juta barel minyak per hari ke pasokan global.