Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut masyarakat, terutama dari kalangan menengah atas semakin khawatir dengan perkembangan pandemi corona di Indonesia pada beberapa pekan terakhir. Menurut Jokowi, kondisi ini disebabkan karena kasus positif corona di Indonesia yang terus meningkat.
Hingga Minggu (2/8), pasien positif Covid-19 bertambah 1.519 orang. Total Kasus mencapai 111.455 dengan 68.975 pasien dinyatakan sembuh dan 5.236 orang meninggal dunia.
"Case fatality rate (CFR) 4,7% dan angka kematian di Indonesia ini lebih tinggi 0,8% dari angka kematian global. Ini saya kira yang menjadi PR besar kita bersama," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (3/8).
Selain itu, presiden mengungkapkan kekhawatiran masyarakat disebabkan lantaran jumlah pelanggar protokol kesehatan bukannya semakin sedikit, justru,angkanya menjadi semakin banyak belakangan ini.
Oleh sebab itu, Jokowi meminta para menteri dan pembantunya lebih fokus mengampanyekan kepatuhan terhadap protokol kesehatan setiap dua pekan. Kampanye tersebut dapat dilakukan secara parsial di setiap tahapan protokol kesehatan.
Misalnya, pada dua pekan pertama kampanye secara masif terkait kepatuhan penggunaan masker dalam mencegah corona. Pada dua pekan berikutnya, pemerintah bisa mengampanyekan penerapan jaga jarak.
Kemudian dua pekan setelahnya, pemerintah bisa mengampanyekan disiplin cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. "Dua minggu berikut tidak dicampur langsung urusan cuci tangan, jaga jarak, urusan tidak berkerumun, pakai masker," ujarnya.
Kepala Negara menilai kampanye secara parsial ini bertujuan agar masyarakat lebih mudah memahami protokol kesehatan di setiap tahapannya. Pasalnya, dia menilai hanya masyarakat di kalangan menengah atas yang mudah memahami protokol kesehatan secara komprehensif.
Sementara, masyarakat di kalangan bawah sulit memahami protokol kesehatan secara menyeluruh, sehingga memerlukan penjelasan satu persatu atau arahan protokol kesehatan secara detail.
Adapun, Jokowi ingin kampanye protokol kesehatan ini dapat melibatkan kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Sebab, kelompok PKK bakal efektif mengampanyekan protokol kesehatan dari pintu ke pintu.
Dia pun meminta agar kampanye ini dilakukan secara masif melalui siaran televisi dan media sosial dalam dua pekan ke depan. Hanya saja, dia meminta agar model kampanye protokol kesehatan dapat disesuaikan dengan karakteristik masing-masing medium.
Ini agar kampanye mengenai protokol kesehatan bisa lebih efektif. "Urusan perubahan perilaku ini harus betul-betul kita lakukan dengan komunikasi," kata Jokowi.