Yang Perlu Disiapkan Jika Indonesia Masuk Jurang Resesi

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.
Kendaraan melaju di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (11/6/2020). Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Reza Yamora Siregar memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal II 2020 akan anjlok hingga minus 3 - 4 persen dampak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan di berbagai daerah sejak beberapa bulan terakhir.
Penulis: Pingit Aria
6/8/2020, 19.46 WIB

Yang Harus Dilakukan

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet menyatakan masyarakat sebaiknya meningkatkan porsi tabungannya di tengah ketidakpastian. “Jadi masyarakat menabung untuk mencegah hal-hal yang lebih buruk akan terjadi akibat pelemahan pertumbuhan ekonomi," kata Yusuf.

Selain itu, masyarakat juga harus menyeleksi lagi barang-barang yang dibeli setiap bulannya. "Jadi lebih dihemat biar tetap ada sisa untuk menabung," kata Yusuf.

Seleksi belanja, menurut Yusuf, khususnya harus dilakukan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah. Sebab, pendapatan mereka umumnya hampir sama dengan kebutuhan bulanan.

Sedangkan untuk kelas menengah dan menengah atas, Yusuf menyarankan untuk menambah portofolio investasi. Salah satu instrumen yang bisa dipilih adalah surat berharga negara (SBN). Imbal hasil yang ditawarkan dinilai cukup menguntungkan dan investasi tersebut dijamin oleh pemerintah.

Pertumbuhan Ekonomi Minus 5,32 Persen (Adi Maulana Ibrahim|Katadata)

Instrumen lain yang bisa dilirik, menurut ekonom BCA David Sumual, adalah saham. Sebab, banyak saham perusahaan bonafide kini harganya lebih murah dibandingkan sebelum ada virus corona. "Saham kan sudah banyak sekarang yang valuasinya rendah," katanya.

Selain itu, masyarakat juga perlu melakukan inovasi dalam mencari pendapatan sehari-hari. Jangan sampai, masyarakat hanya mengandalkan pendapatan rutinnya saja. "Harus kreatif, harus berinovasi. Banyak pekerjaan-pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah, seperti jualan online," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Antara