Layang-Layang, Penyebab Listrik Padam Puluhan Kali di Lombok

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/wsj.
Ilustrasi, sejumlah pekerja mengerjakan perbaikan jaringan listrik sutet tanpa mengenakan alat perlindungan diri (APD) yang lengkap di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (20/7/2020).
Penulis: Desy Setyowati
8/8/2020, 10.41 WIB

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat, terjadi 26 kali pemadaman listrik di Pulau Lombok dalam dua bulan terakhir. Hal ini terjadi, karena layang-layang tersangkut di jaringan listrik.

"Frekuensi gangguan listrik di Lombok meningkat dalam dua bulan terakhir karena layang-layang," kata Manager PLN UP3 Mataram Dony Noor Gustiarsyah, dikutip dari Antara, Sabtu.

Ia menjelaskan, saat suhu menjadi lembap, berembun, atau ketika hujan, layang-layang yang tersangkut di jaringan listrik dapat menjadi penghantar listrik atau konduktor. Kondisi ini dapat menyebabkan arus hubung singkat, ketika jaringan saling terhubung.

Hal itu akan mengganggu aliran listrik ke rumah-rumah warga.

Oleh karena itu, PLN rutin memeriksa jaringan listrik. “Hampir setiap hari kami membersihkan laying-layang di jaringan. Dalam seminggu, kami bisa menemukan 20-25 layang-layang yang berpotensi menyebabkan padam listrik," ujarnya.

Sistem kelistrikan di Lombok memiliki 104 jalur utama untuk menyalurkan listrik ke masyarakat per Juli. Total panjang jaringan distribusi 20 kilo Volt (KV) mencapai 6.500 kilometer sircuit (kms).

Sedangkan panjang transmisi 150 kV mencapai 452,44 kms. Seluruhnya harus dipastikan bersih dari layang-layang atau objek apapun yang dapat mengganggu pasokan listrik.

“Kami perlu peran serta masyarakat. Salah satunya, dengan tidak bermain layang-layang di sekitar jaringan PLN," kata Dony.

PLN terus menyosialisasikan terkait bahaya layang-layang, dengan cara terjun langsung ke masyarakat. Selain itu, melalui kantor desa dan media sosial.

"Kepada seluruh masyarakat, sekali lagi kami minta untuk tidak bermain layang layang di sekitar jaringan PLN. Selain berbahaya untuk diri sendiri, dapat mengganggu pasokan listrik untuk masyarakat sekitar," ujar dia.

Sekretaris Daerah NTB H Lalu Gita Aryadi juga mengimbau seluruh masyarakat untuk terus meningkatkan kesadaran dalam menjaga jaringan listrik. "Kalau listrik terganggu, aktivitas masyarakat juga," ujar dia.