Presiden Joko Widodo alias Jokowi menyampaikan pidatonya dalam Sidang Tahunan MPR Tahun 2020 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8). Dalam pidato sekitar 30 menit itu, kata 'kerja' dan 'ekonomi' menjadi kata kunci yang paling banyak disampaikan presiden.
Tercatat ada 23 kata 'kerja' dan 14 kata 'ekonomi' dalam pidato tersebut. Setelah kedua kata itu, kata kunci yang juga banyak disampaikan Jokowi, antara lain 'krisis' sebanyak 14 kali, 'kesehatan' 12 kali, dan 'momentum' sembilan kali.
Menanggapi fenomena tersebut, pakar komunikasi dari Universitas Padjadjaran Kunto Adi Wibowo menyadari kata 'kerja' dan 'ekonomi' memang lebih banyak disampaikan ketimbang 'kesehatan' dalam pidato Jokowi. Sebab, Kunto menilai Jokowi memang lebih mengutamakan aspek ekonomi dalam penanganan corona.
Terlebih setelah ancaman resesi akibat pandemi corona semakin dekat. "Menurut saya ini respons yang sangat wajar dari Presiden Jokowi untuk memprioritaskan ekonomi," kata Kunto kepada Katadata.co.id.
Hanya saja, Kunto menyayangkan lebih sedikitnya aspek kesehatan yang disampaikan Jokowi dalam pidatonya pada pagi tadi. Apalagi, pidato Jokowi di aspek tersebut lebih fokus kepada penguatan sistem kesehatan secara umum.
Jokowi tak banyak membahas aspek kesehatan dalam rangka melandaikan kurva corona di Indonesia. "Ini kesehatan dalam kerangka sarana dan prasarana, infrastruktur dan yang terkait dengan isu ekonomi," kata dia.
Kata 'kerja' kerap muncul ketika Jokowi membahas perihal reformasi birokrasi secara fundamental saat pandemi virus corona Covid-19. Menurut Jokowi, pemerintah tak bisa lagi menggunakan cara-cara yang normal dalam bekerja. "Krisis ini telah memaksa kita untuk menggeser channel cara kerja," ujarnya.
Kata 'kerja' juga muncul ketika presiden membahas soal kartu prakerja dan kinerja PT Pertamina (Persero) dalam mendorong kemandirian energi. Kata ini juga muncul ketika Jokowi membahas strategi pemerintah membangun kawasan industri.
Menurut Jokowi, pembangunan kawasan industri untuk menyediakan kesempatan kerja bagi generasi muda. "Serta meningkatkan pemerataan pembangunan di seluruh pelosok negeri," kata dia.
Kata 'ekonomi' muncul ketika Jokowi membahas soal krisis yang terjadi di dunia akibat pandemi corona. Menurut Jokowi, banyak negara yang ekonominya anjlok karena terdampak virus mematikan tersebut.
Dia lantas mengibaratkan banyak negara saat ini seperti komputer. "Perekonomian semua negara saat ini sedang macet, sedang heng. Semua negara harus menjalani proses mati komputer sesaat, harus melakukan re-start, harus melakukan re-booting," kata Jokowi.
Kata 'ekonomi' juga muncul ketika presiden membahas strategi pemulihan ekonomi nasional dan ideologi negara. Selain itu, kata 'ekonomi' juga muncul ketika membahas kinerja DPR dan DPD.
Adapun, kata 'krisis' banyak disampaikan Jokowi untuk menunjukkan kondisi Indonesia dan dunia yang terdampak pandemi corona.
Kata 'momentum' disebutkan ketika Jokowi berupaya mengajak masyarakat untuk memanfaatkan krisis yang terjadi saat ini. "Saatnya kita bajak momentum krisis untuk melakukan lompatan-lompatan besar," kata Jokowi.
Sementara itu, kata 'kesehatan' banyak disebutkan ketika eks Walikota Solo ini ingin menyampaikan dampak dari pandemi corona. Kata itu juga muncul saat mengapresiasi para tenaga kesehatan yang telah berjuang menangani corona.
Kata 'kesehatan' juga muncul ketika Jokowi menyampaikan niatnya untuk mereformasi sektor tersebut. Menurutnya, orientasi pada pencegahan penyakit dan pola hidup sehat harus diutamakan.
Dia juga menilai penguatan kapasitas sumber daya manusia, pengembangan rumah sakit dan balai kesehatan, serta industri obat dan alat kesehatan perlu diprioritaskan. "Ketahanan dan kapasitas pelayanan kesehatan harus kita tingkatkan secara besar-besaran," kata Jokowi.