Jokowi Sebut RI Bakal Sediakan 290 Juta Vaksin Covid-19 Akhir 2021

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool/nz
Ilustrasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi menyebut Indonesia bakal mampu menyediakan 290 juta vaksin virus corona akhir 2021.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
24/8/2020, 12.57 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Indonesia akan bisa mendapatkan 290 juta vaksin virus corona atau Covid-19 pada akhir 2021. Jumlah ini dapat tercapai karena Indonesia telah bekerja sama dengan sejumlah negara dalam pengembangan vaksin.

“Saya sudah mendapatkan laporan dari Menteri Luar Negeri (Retno Marsuri) dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (Erick Thohir) bahwa sampai 2021, kita sudah kurang lebih mendapatkan komitmen 290 juta vaksin Covid-19,” kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (24/8).

Adapun, Kepala Negara menyebut Indonesia akan bisa mendapatkan vaksin virus corona hingga 30 juta dosis pada akhir 2020. Jumlah ini diperkirakan terus bertambah hingga akhir 2021.

Menurutnya, jumlah vaksin Covid-19 di Indonesia akan semakin banyak karena adanya pengembangan vaksin merah putih yang dikembangkan oleh Lembaga Molekuler Eijkman, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan sejumlah perguruan tinggi.

Jokowi mengaku tak masalah jika jumlah vaksin yang dimiliki Indonesia nantinya melebihi kebutuhan dalam negeri, karena kelebihan tersebut bida dijual ke negara lain yang membutuhkan.

Alasannya, tak banyak negara yang telah berupaya mengembangkan vaksin virus corona pada saat ini. Presiden mengatakan bahwa di antara negara-negara Asia Tenggara saja belum ada yang siap menyediakan vaksin dengan jumlah seperti Indonesia.

Sebagai informasi, Indonesia melalui BUMN melakukan kerja sama dengan perusahaan negara lain dalam penelitian dan produksi vaksin Covid-19. Contohnya kerja sama antara PT Bio Farma dengan perusahaan asal Tiongkok, Sinovac, di mana perusahaan farmasi pelat merah tersebut akan menerima bulk atau konsentrat vaksin Covid-19 ready to fill (RTF) dari Sinovac sebanyak 50 juta dosis pada November 2020 hingga Maret 2021.

Kepastian tersebut terjadi setelah kedua perusahaan farmasi menandatangani Prelimenary Agreement of Purchase and Supply of Bulk Production of Covid-19 Vaccine di Hainan, Tiongkok, Kamis (20/8) lalu. Penandatanganan dilakukan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dan General Manager Sinovac, Gao Xiang. Turut menyaksikan Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Luar Negeri Retno L Marsudi.

Ada pula kerja sama antara PT Kimia Farma Tbk dengan Uni Emirat Arab melalui G42 untuk pengembangan vaksin Covid-19. Lewat kerja sama tersebut, G42 berjanji menyediakan 10 juta vaksin kepada Indonesia pada akhir 2020.

Saat ini G42 sedang bekerja sama dengan perusahaan farmasi asal Tiongkok yakni Sinopharm untuk menggelar uji coba fase ketiga vaksin corona. Kerja sama juga dilakukan dengan Kimia Farma untuk pengembangan serum anti Covid-19.

“Akan ada pembicaraan lanjutan antara Kimia Farma dan G42 terkait komitmen tersebut,” kata Retno, Sabtu (22/8).

Kerja sama lainnya dilakukan G42 dengan PT Indofarma Tbk guna menyediakan alat tes berbasis teknologi laser untuk membantu deteksi pasien virus corona. Retno mengatakan tim dari G42 juga akan datang ke Indonesia guna meninjau kondisi lapangan.

Reporter: Dimas Jarot Bayu