Pemerintah Siapkan Uang Muka Pengadaan Vaksin Corona Rp 3,3 Triliun

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww.
Ilustrasi vaksin.
Penulis: Rizky Alika
4/9/2020, 21.56 WIB

Pemerintah telah menyiapkan uang muka atau down payment (DP) untuk pembelian vaksin virus corona sebesar Rp 3,3 triliun. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato mengatakan total anggaran yang disiapkan untuk vaksin ialah sebesar Rp 37 triliun yang bersifat multi years.

"Terkait vaksin, sudah tersedia dan diharapkan down payment tahun ini sebesar Rp 3,3 triliun," kata Airlangga dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (4/9).

Sebagaimana diketahui, Indonesia akan mendapatkan 290 juta dosis vaksin virus corona pada akhir 2021. Pemerintah telah menjalin kerja sama bilateral dengan sejumlah negara dalam pengembangan vaksin.

Untuk tahap pertama, Indonesia akan mendapatkan vaksin virus corona hingga 30 juta dosis pada akhir 2020 dari Sinovac Biotech Ltd asal Tiongkok sebanyak 20 juta dosis dalam rangka pengembangan vaksin bersama Bio Farma. Serta 10 juta dosis dari perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA) G42 yang bekerja sama dengan Kimia Farma.

Selain itu, pemerintah juga mencari sumber vaksin alternatif. Sebab, saat ini belum ada vaksin yang telah mendapat lampu hijau dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Menurut Airlangga, rata-rata tingkat kesembuhan (recovery rate) Covid-19 Indonesia mencapai 71,7% atau lebih tinggi rata-rata global yang mencapai 66,6%. Selain itu, angka kematian Covid-19 Indonesia mencapai 4,2%. Anggaran untuk vaksin ini disiapkan sebagai upaya untuk menekan laju penularan virus corona.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sempat mengajukan anggaran sekitar Rp 3,8 triliun kepada Komisi IX DPR sebagai uang muka untuk vaksin Covid-19 dari Global Alliance for Vaccines and Immunization (Gavi). "Mengenai uang muka, nanti anggarannya kami sampaikan ke Komisi IX sebesar Rp 3,8 triliun," ujar seperti dikutip Antara.

Adapun biaya untuk memvaksinasi 160 hingga 190 juta rakyat Indonesia diperkirakan mencapai US$ 4,5 miliar atau sekitar Rp 66 triliun. Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi, Erick Thohir menjelaskan estimasi biaya tersebut dihitung dari harga perkiraan 1 dosis vaksin.

Pemberian vaksin perlu dilakukan dua kali dengan kisaran harga US$ 15 per vaksin. "Kalau harganya US$ 15 per vaksin, anggap imunisasi 300 juta kali dengan US$ 15 per vaksin, berarti sudah US$ 4,5 miliar," kata Erick.

Reporter: Rizky Alika