Dominasi Tiongkok dalam Uji Klinis Kandidat Vaksin Covid-19

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww.
Ilustrasi vaksin. WHO merilis daftar calon vaksin corona yang masuk dalam uji coba tahap tiga.
19/9/2020, 12.56 WIB

Organisasi kesehatan dunia (WHO) merilis data terbaru kandidat vaksin virus corona hingga Kamis (17/9). Terdapat sembilan calon serum anti Covid-19 yang telah masuk dalam uji klinis tahap tiga.

Pengujian fase tiga dilakukan untuk menguji efektivitas vaksin dalam jumlah penduduk berskala besar. Tes ini biasanya dilakukan sebelum perusahaan memasuki tahap produksi.

Tiongkok memborong kandidat vaksin terbanyak dalam daftar tersebut yakni empat calon. Keempatnya adalah Sinovac, CanSino Biological Inc./Beijing Institute of Biotechnology, Wuhan Institute of Biological Products/Sinopharm, dan Beijing Institute of Biological Products/Sinopharm.

Tak hanya mengembangkan sendiri, perusahaan asal Negeri Panda yakni Fosun Pharma juga berkolaborasi dengan BioNTech dan raksasa farmasi Pfizer untuk mengembangkan vaksin bernama 3 LNP-mRNAs.

Sedangkan empat kandidat lain adalah University of Oxford/AstraZeneca, Gamaleya Research Institute, Moderna/NIAID, dan Janssen Pharmaceutical Companies.

Dalam pengujian tahap tiga, perusahaan akan menggelar uji coba di beberapa negara. AstraZeneca sedang dalam proses pengujian di Brasil dan Afrika Selatan.  Indonesia sendiri ikut serta dengan menjajal vaksin Sinovac dan bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero).

Sedangkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Uni Emirat Arab telah mengabulkan permintaan pemerintah untuk menambah 20 juta dosis vaksin Covid-19.

Sebelumnya Luhut telah meminta tambahan vaksin kepada Menteri Energi dan Industri UEA Suhail Mohamed Al Mazrouei. “Kalau boleh kami ingin tambah 10 juta lagi,” kata Luhut dalam konferensi pers, Kamis (18/9).

Dia mengatakan wilayah Jawa Bali akan menjadi prioritas untuk mendapat penyaluran vaksin yang diperkirakan mulai Desember 2020. Selain itu pemerintah akan mengutamakan profesi tenaga kesehatan untuk mendapatkan kekebalan. “Itu prioritas kami, setelah itu lebih luas lagi,” kata mantan Kepala Staf Kepresidenan ini.

Reporter: Antara