Kasus positif corona di Indonesia kembali memecahkan rekor tertinggi. Tambahan kasus Covid-19 sebanyak 4.176 sehingga total kasus menjadi 248.852 orang pada Senin (21/9).
Tambahan kasus tersebut lebih tinggi dari rekor terakhir pada dua hari lalu (19/9) sebanyak 4.168 tambahan kasus. Kenaikan jumlah kasus hari ini berasal dari tambahan pemeriksaan 27.525 sampel spesimen. Secara total, pemerintah telah menggelar 2.950.173 uji spesimen kepada 1.743.000 orang.
Dari data Kementerian Kesehatan, DKI Jakarta masih menyumbang kasus tambahan terbanyak, yakni 1.352 orang. Di bawahnya adalah Jawa Barat dengan tambahan 680 kasus dan Jawa Timur yang melaporkan 368 kasus.
Berikutnya adalah Jawa Tengah yang mencatat kenaikan 238 kasus. Sedangkan Sumatera Barat berada di peringkat lima dengan lonjakan 181 kasus. Berikut grafik Databoks kasus Covid-19 hari ini:
Kemenkes juga melaporkan adanya tambahan 3.470 kasus sembuh menjadi 180.797 orang. Namun angka kematian pasien Covid-19 juga melonjak 124 menjadi 9.677 orang. DKI dan Jatim menyumbang tambahan kasus kematian pasien Covid-19 terbanyak.
DKI melaporkan adanya 29 orang meninggal, sedangkan Jatim melaporkan tambahan 25 pasien wafat hingga siang ini.
Pemerintah mencatat jumlah suspect corona bertambah 1.510 menjadi 108.880 orang. Penyakit ini juga telah melanda 34 provinsi serta 494 kabupaten/kota di Indonesia.
Kasus Covid-19 juga merebak di kalangan kabinet Presiden Joko Widodo. Terbaru, Menteri Agama Fachrul Razi terkonfirmasi positif Covid-19. Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo juga sempat dinyatakan positif Covid-19, namun kini telah pulih.
Terus merebaknya kasus corona membuat desakan agar pemerintah menunda pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2020.
Saat ini dua organisasi keagamaan besar di Indonesia yakni Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah secara tegas meminta pemerintah menunda pelaksanaan Pilkada Serentak 2020. Kedua organisasi masyarakat (Ormas) Islam terbesar di Indonesia ini menilai Pilkada serentak sebaiknya tidak dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19.
Permintaan itu dilandasi kecemasan akan pandemi virus corona di Indonesia yang belum berakhir. Terlebih, kasus positif masih terus bertambah dengan angka ribuan setiap hari.