Target Vaksin Covid-19: Tenaga Kesehatan Lalu Masyarakat Pekerja

ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/nz
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin Covid-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020).
Penulis: Pingit Aria
1/10/2020, 08.16 WIB

Pemerintah terus menyiapkan detail rencana vaksinasi Covid-19. Setelah mengantongi komitmen penyediaan vaksin dari beberapa perusahaan farmasi, kini pemerintah mulai memahas rencana logistik dan mekanisme vaksinasi.

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, vaksin merupakan hal yang sangat penting dalam upaya pengendalian Covid-19 di Indonesia. “Oleh karena itu, prioritas utama kita saat ini adalah pemantapan dalam logistik, target penerima, serta mekanisme vaksinasi yang akan kita laksanakan,” ujarnya dalam rapat koordinasi di Jakarta pada hari Rabu (30/9).

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang hadir dalam rapat itu kemudian memaparkan daftar prioritas dari target penerima vaksin. Yang pertama adalah garda terdepan dalam penanganan Covid-19, yaitu seluruh tenaga medis dan seluruh masyarakat yang bekerja pada fasilitas medis.

“Berikutnya akan diberikan kepada masyarakat dengan kategori high risk, yaitu pekerja pada usia 18-59 tahun," ujarnya.

Berikut  adalah jumlah target penerima vaksin dalam tiap kategori dalam Databoks:

Hingga saat ini, menurut Menkes Terawan  kebutuhan vaksinasi mencapai 320 juta dosis. "Dan dengan indeks pemakaian vaksin, maka kita harus bisa menyediakan 352 juta dosis vaksin,” katanya.

Penyediaan vaksin akan dilakukan bersama oleh Kementerian Luar Negeri, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Dijelaskan oleh Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin, saat ini kapasitas penyimpanan vaksin yang dimiliki oleh BUMN mencapai 123 juta vaksin. Oleh karena itu, sedang dilakukan kerja sama antar lembaga BUMN, khususnya oleh Bio Farma dan Kimia Farma sebagai produsen obat, dalam pengadaan Cold Chain Equipment Inventory hingga memuat 300 juta vaksin.

Pengadaan Cold Chain disiapkan untuk datangnya vaksin dari berbagai negara yang telah membantu Indonesia dalam pengadaan vaksin tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan bahwa telah dilakukan berbagai diskusi dengan negara terkait, seperti Tiongkok, Uni Emirat Arab dan Inggris dalam komitmen penyediaan vaksin bagi Indonesia.

Berikut tahap pengiriman vaksin Covid-19 dalam Databoks:

Saat ini pemerintah telah berkomunikasi secara rutin dengan Tiongkok, Arab, maupun Inggris dalam penyediaan vaksin bagi Indonesia. “Kami juga telah mengatur waktu pertemuan antar negara untuk dapat meninjau lebih lanjut mengenai uji klinis serta produksi vaksin yang nantinya akan dikirim ke Indonesia tersebut,” ujarnya.

Suplai vaksin Sinopharm dan Sinovac akan didatangkan dari Tiongkok. Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito menyatakan bahwa tim teknis dari lembaganya akan melaksanakan kunjungan lapangan  untuk melihat lab produksi vaksin serta uji klinis yang telah dilakukan. Dalam kunjungan ini nantinya akan dibahas mengenai sistem pengiriman vaksin serta sertifikasi halal dari vaksin tersebut. 

Terkait hal ini Ketua Satgas Penanganan Covid 19 Doni Monardo meminta BPOM agar berkoordinasi dengan MUI untuk memastikan kehalalan vaksin Covid tersebut. "Setelah dicek kehalalannya maka BPOM bisa berkoordinasi dengan MUI untuk memberikan sertifikasi halal," katanya.

Untuk program vaksinasi, Kementerian Kesehatan telah menyiapkan fasilitas kesehatan di Indonesia. Sejak Senin (28-09-2020), telah dilaksanakan pelatihan kepada tenaga kesehatan mengenai tata cara vaksinasi Covid-19. Selain itu, telah disiapkan dua puskesmas yang akan menjadi tempat simulasi, yaitu Puskesmas Abiansemal di Denpasar, Bali serta Puskesmas Tanah Sereal di Kota Bogor, Jawa Barat.

Terakhir, Menko Luhut meminta kepada Menteri Kesehatan, Menteri Luar Negeri, Kepala BPOM, Kepala BNPB, dan Wakil Menteri BUMN sebagai peserta rapat untuk terus berkoordinasi dengan baik dalam penyediaan vaksinasi ini.

“Koordinasi harus terus kita jaga dengan baik, agar vaksinasi dapat segera kita laksanakan di Indonesia. Narasi simulasi vaksinasi ini akan dibuat oleh Kemenkes, yang nantinya akan dilengkapi oleh pihak terkait agar vaksinasi dapat berjalan dengan baik dan lancar,” tuturnya.