Jumlah Pasien Berkurang Sedikit, Wisma Atlet Masih Rawat 2.884 Orang
Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Jakarta mencatat jumlah pasien Covid-19 gejala ringan hingga sedang pada Minggu (11/10) sebanyak 1.401 orang. Jumlah pasien yang menjalani perawatan di Tower 6 dan Tower 7 itu hanya berkurang sembilan orang dibandingkan hari sebelumnya.
Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I Kolonel Marinir Aris Mudian mengatakan pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di RSD Wisma Atlet Kemayoran terdiri atas 695 pria dan 706 perempuan.
Sedangkan jumlah pasien yang menggunakan flat isolasi mandiri di Tower 4 dan Tower 5 bertambah 12 orang sehingga totalnya menjadi 1.483 orang. Pasien tersebut terdiri dari 882 pria dan 601 perempuan.
Pemerintah sejak 23 Maret 2020 menggunakan Tower 6 dan Tower 7 Wisma Atlet Kemayoran sebagai tempat perawatan pasien Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang. Untuk Tower 4 dan 5 sejak September 2020 difungsikan sebagai fasilitas isolasi mandiri bagi pasien Covid-19 tanpa gejala yang tidak punya tempat untuk karantina mandiri.
Adapun RSD Wisma Atlet Kemayoran sejak 23 Maret 2020 telah melayani 20.649 orang yang membutuhkan perawatan karena mengalami gejala Covid-19. Dari angka tersebut, jumlah pasien yang sudah dinyatakan sembuh mencapai 18.895 orang dan meninggal tujuh orang.
Selamatkan Lansia dan Komorbid dengan Patuh Protokol Kesehatan
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo mengatakan pelanggaran protokol kesehatan berisiko sangat besar bagi lansia dan kelompok komorbid. Apalagi tingkat kematian lansia dan komorbid mencapai 80% sampai 85%.
"Sebuah angka yang sangat tinggi," ujar Doni dilansir dari situs covid19.go.id pada Sabtu (10/10).
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu menjelaskan kelompok berisiko tinggi, seperti lansia dan komorbid, harus sedari awal sudah diketahui jika positif Covid-19.
Berdasarkan data rumah sakit, lanjut Doni, gejala ringan bisa sembuh 100%. Sedangkan angka kematian pada pasien berisiko ringan 2,5%, risiko sedang 8%, dan risiko berat dan kritis mencapai 67%.
Dia mengatakan perubahan dari gejala ringan ke sedang itu membutuhkan proses lebih dari seminggu. Sedangkan perubahan dari kondisi sedang ke berat atau buruk sangat cepat, sekitar satu jam saja.
"Ini yang perlu dipahami untuk mengetahui kondisi masing-masing. Jangan menunggu parah. Lebih cepat penanganan akan lebih baik," katanya.
Oleh karena itu, pemerintah mendorong masyarakat tereus menerapkan protokol kesehatan melalui #Gerakan3M. Salah satunya dengan menggunakan masker dengan benar, yaitu menutupi hidung dan mulut.
Selain itu, selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Bisa juga membersihkan tangan dengan hand sanitizer.
Selanjutnya, selalu jaga jarak minimal 1,5 meter dan hindari kerumunan. Tiga langkah tersebut efekti untuk mengurangi risiko penularan Covid-19.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan