Sri Mulyani Optimistis Penemuan Vaksin Covid-19 akan Pulihkan Ekonomi

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Menteri Keuangan Sri Mulyani membacakan tanggapan pemerintah atas pengesahan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2021 dalam Rapat Paripurna DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/9/2020).
Penulis: Happy Fajrian
17/10/2020, 09.44 WIB

Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani mengatakan kepastian adanya vaksin virus corona merupakan senjata penting untuk menangani pandemi serta dapat membantu pemulihan ekonomi nasional.

“Ketersediaan dan akses vaksin sangat diperlukan untuk penanganan Covid-19 serta mendukung pemulihan ekonomi,” kata Sri Mulyani dalam pertemuan virtual G20 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral, Jumat (16/10).

Pertemuan tersebut menekankan peran krusial dari aksi kolektif dalam mendorong penelitian dan pengembangan, produksi, dan distribusi alat Covid-19, termasuk diagnostik, terapeutik, dan vaksin.

Demi mencegah dan menangani pandemi, pertemuan tersebut juga menyoroti perlunya menjadikan vaksin sebagai barang publik global karena negara-negara membutuhkan akses yang setara dan terjangkau.

Negara-negara G20 juga membahas Universal Health Coverage (UHC) untuk negara berkembang untuk meningkatkan ketahanan, kesiapsiagaan, dan respon sistem kesehatan mereka terhadap wabah.

Indonesia Jalin Kerja Sama Multilateral untuk Vaksin

Dalam upaya memenuhi kebutuhan vaksin virus corona, pemerintah memperkuat kerja sama multilateral dengan sejumlah mitra, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI).

Dalam pertemuan dengan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, delegasi Indonesia yang dipimpin Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menekankan dukungannya terhadap prinsip multilateralisme termasuk untuk isu vaksin.

“Indonesia juga menekankan pentingnya semua negara dunia untuk memperkuat solidaritas agar dunia dapat segera mengatasi pandemi ini secara bersama dan segera,” kata Retno dalam pengarahan media virtual dari Jenewa, Swiss, Jumat.

Tidak hanya dalam kerangka bilateral, Indonesia juga telah menyampaikan surat berisi pernyataan minat (expression of interest) untuk bergabung dalam Fasilitas Akses Global Vaksin Covid-19 (COVAX) yang digagas oleh WHO, GAVI, serta Koalisi untuk Inovasi Persiapan Epidemi (CEPI).

COVAX dibentuk untuk memastikan akses yang setara terhadap vaksin Covid-19 yang aman dan dengan harga terjangkau untuk semua negara pendukung.

Melalui skema COVAX, negara-negara kaya yang bergabung akan membiayai pembelian vaksin, dan akan bermitra dengan 92 negara berpenghasilan menengah dan rendah yang didukung melalui sumbangan sukarela memastikan vaksin didistribusikan secara merata.

Indonesia sendiri termasuk dalam daftar negara yang dinilai layak mendapat bantuan pendanaan untuk pengadaan vaksin dari COVAX. Tujuan COVAX adalah untuk mendapatkan dan mengirimkan 2 miliar dosis vaksin yang disetujui pada akhir 2021.

Saat ini, COVAX memiliki sembilan kandidat vaksin Covid-19, yang menggunakan berbagai teknologi dan pendekatan ilmiah yang berbeda.

Saat para ahli dunia terus berjuang untuk mendapatkan vaksin secara tepat waktu, aman, dan efektif, Indonesia menyoroti adanya risiko dan ketidakpastian dalam pengembangannya.

Karena itu, menurut Retno, baik melalui jalur bilateral maupun multilateral, Indonesia selalu menekankan pentingnya keamanan dan efikasi dari vaksin Covid-19.

Reporter: Antara