Penanganan Covid-19 Timpang, Tingkat Kesembuhan 13 Daerah di Bawah 25%
Penanganan Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia masih menunjukkan ketimpangan. Sementara tingkat kesembuhan secara nasional sudah mencapai ini 81,3%, masih ada 13 daerah yang tingkat kesembuhannya masih di bawah 25%.
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito merinci, saat ini, sebesar 57,6% atau 276 kabupaten/kota telah mencatatkan angka kesembuhan di atas 75%, di antaranya bahkan ada yang sudah 100%. Kemudian, sebesar 37,5% atau 193 kabupaten/kota memiliki kesembuhan antara 25% – 75%.
"Satgas sangat prihatin, ternyata masih ada 13 kabupaten/kota atau 2,5% dari seluruh daerah tingkat dua di Indonesia, masih memiliki kesembuhan sangat rendah, yaitu kurang dari 25%," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (29/10).
Di antara daerah dengan tingkat kesembuhan rendah tersebut adalah, Natuna (0%), Nigada (0%), Belu (0%), Manggarai Timur (0%), Sarmi (13,3%), Kepulauan Yapen (14,2%), Maybrat (16,6%), Padang Lawas (19,5%), Bungo (20,8%), Kaimana (22,2%), Nias Utara (22,2%), Sarolangun (24,11%) dan Mamuju Utara (24,3%).
Wiku menjelaskan, empat kabupaten/kota dengan kesembuhan 0%, baru saja terdampak Covid-19. Sehingga dari jumlah kasus yang ada belum mengalami kesembuhan. Data per 25 Oktober, menunjukkan Natuna 1 kasus, Ngada 52 kasus, Belu 2 kasus dan Manggarai Timur 1 kasus.
Ia juga menghimbau Pemerintah Daerah dengan tingkat kesembuhan yang rendah itu segera berkoordinasi dengan dengan Pemerintah Pusat atau Satgas Covid-19 Pusat untuk meningkatkan angka kesembuhan.
Secara umum, Wiku mengabarkan, sebanyak 79,3% atau 408 dari 514 kabupaten/kota di Indonesia memiliki kasus aktif antara 0 - 100. Selain itu, sebanyak 18,2% atau 94 kabupaten/kota memiliki kasus aktif antara 101 - 1000 kasus. Sebesar 2,3% atau 12 kabupaten/kota memiliki kasus aktif di atas 1000 kasus.
Jumlah kabupaten/kota yang memiliki kasus aktif diatas 1000 kasus itulah yang menurutnya perlu diwaspadai.
Pada kasus meninggal, sebesar 63,2% atau 325 kabupaten/kota memiliki kematian 0 - 100 kasus. Sebesar 31,7% atau 163 kabupaten/kota memiliki kasus kematian antara 11 - 100 kasus. Dan 5,06% atau 26 kabupaten/kota memiliki kematian lebih dari 100 kasus.
"Ini artinya lebih dari setengah wilayah di Indonesia memiliki angka kematian yang sedikit. Namun perlu diingat, satu kematian saja terbilang nyawa," kata Wiku.
Menurutnya secara umum, kabupaten/kota dengan jumlah kasus aktif dan kasus meninggal terbanyak adalah kabupaten/kota besar dan padat penduduk. Dan ini menjadi tantangan dalam menjalankan sektor sosial ekonomi, namun tetap menekan penularan.
Lalu melihat kasus sembuh, justru kabupaten/kota yang berada di Indonesia paling timur dan paling barat memiliki tingkat kesembuhan rendah. "Hal ini dikarenakan belum masif-nya testing, atau pemeriksaan laboratorium, serta fasilitas pelayanan kesehatan yang belum maksimal untuk penderita pasien Covid-19," ujar Wiku.
Wiku kemudian merincikan kabupaten/kota yang perlu mendapat perhatian dalam penanganan Covid-19.
Untuk kasus aktif paling banyak di antaranya Kota Padang (3.306), Jakarta Timur (2.663), Kota Jayapura (2.202), Jakarta Selatan (2.047), Jakarta Barat (1.951), Kota Pekanbaru (1.885), Kota Bekasi (1.731), Kota Depok (1.595), Bekasi (1.287), Jakarta Utara (1.277), Bogor (1.275) dan Jakarta Pusat (1.024).
Kemudian untuk kasus meninggal, ada 26 kabupaten kota mencatatkan kasus lebih dari 100 korban jiiwa. Di antaranya, Kota Surabaya (1.253), Kota Semarang (675), Jakarta Pusat (443), Sidoarjo (440), Jakarta Timur (437), Jakarta Barat (414), Jakarta Selatan (335), Kota Makassar (281), dan Kota Medan (263).
Selain itu, Jakarta Utara (260), Gresik (226), Kota Balikpapan (208), Kota Depok (177), Kota Palembang (176), Kota Pekanbaru (166), Kota Malang (162), Kota Samarinda (153), Kota Banjarmasin (145), Banyuwangi (144), Demak (135), Pasuruan (131), Kota Manado (122), Kota Mataram (116), Kota Bekasi (114), Kota Padang (110) dan Kudus (108).
Tetap Jalankan Protokol Kesehatan
Meski tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia terus bertambah, penularan virus corona juga terus terjadi di masyarakat. Terakhir, Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan tambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia bertambah 3.143 pada Sabtu (31/10) hari ini.
Berikut adalah Databoks penambahan kasus Covid-19 di Indonesia:
Karena itu, Wiku kembali mengingatkan masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Menurutnya, kunci utama memutus mata rantai penyebaran virus corona adalah Gerakan 3M, memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.
Ia menunjukkan bahwa beberapa jurnal internasional menyatakan bahwa mencuci tangan dengan sabun dapat menurunkan risiko penularan sebesar 35%. Sedangkan memakai masker kain dapat menurunkan risiko penularan sebesar 45%, dan masker bedah dapat menurunkan risiko penularan hingga 70%. Yang paling utama, menjaga jarak minimal 1 meter dapat menurunkan risiko penularan sampai dengan 85%.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan