Terapi Uap Usada Barak Diklaim Ampuh Percepat Kesembuhan Pasien Corona

ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym/wsj.
Sejumlah warga dengan alat pelindung dan masker di wajahnya berjalan di pinggir danau saat turut berkunjung pada pembukaan obyek wisata Ulun Danu Beratan, Tabanan, Bali, Senin (20/7/2020). Pemprov Bali mengembangkan metode Usada Barak untuk mempercepat kesembuhan pasien OTG.
3/11/2020, 12.11 WIB

Tim Ahli Pembangunan Provinsi Bali menyatakan ramuan Usada Barak mampu mempercepat kesembuhan pasien Covid-19. Obat tradisional itu diklaim mambantu meningkatkan level kesembuhan pasien terinfeksi virus corona di Bali dari 51% pada Juni 2020 menjadi 89,72% pada minggu ketiga Oktober 2020.

Usada Barak merupakan arak tradisional masyarakat Bali. Meski berupa arak, Usada Barak telah memiliki izin edar sebagai obat tradisional dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dengan nomor TR-23682391.

Menurut Ketua Tim Ahli Pembangunan Provinsi Bali, I Made Agus Gelgel Wirasuta, hampir semua pasien yang diterapi uap Usada Barak sembuh. Hanya 1% yang dirujuk ke rumah sakit karena faktor penyerta lainnya.

Terapi uap Usada Barak diklaim memberikan tingkat kesembuhan 67% dalam dua hari dan 95% setelah terapi selama delapan hari.  Hal yang berbeda diperoleh pada kelompok pasien yang tidak mendapatkan terapi Usada Barak. Tingkat kesembuhan pada hari ke-2 hanya 3%, dan hingga hari ke-8 berkisar 54%.

Adapun khasiat dari terapi uap tersebut yaitu melegakan pernapasan, meningkatkan asupan oksigen, dan membantu meningkatkan sistem imun tubuh. "Dilaporkan terdapat korelasi positif antara peningkatan jumlah penggunaan Usada Barak dengan laju penurunan jumlah kasus Covid-19 di Bali," ujar Made Gelgel dalam keterangan tertulis pada Senin (2/11).

Kearifan Lokal untuk Tangani Pandemi di Bali

Sejak awal pandemi, Pemerintah Provinsi Bali telah melibatkan berbagai potensi kearifan lokal dalam penanganan Covid di Bali. Salah satunya pengobatan tradisional Usada Barak.

Gubernur Bali meminta kelompok ahli pembangunan mengkaji manfaat dari Usada Cukil Daki dalam penanganan Covid-19. Made Gelgel yang juga bekerja sebagai dosen Farmasi FMIPA Universitas Udayana diangkat menjadi Ketua Tim Ahli Pembangunan Provinsi Bali.

Dia pun mengkaji potensi semua ramuan dalam penanganan pandemi corona di Bali. Berbekal keahlian farmasi bahan alam dan toksikologi forensik, Made Gelgel mencari potensi tanaman lokal Bali yang sudah tertuang dalam lontar Usada untuk membuat ramuan pemanfaatan arak sebagai bahan dasar pengobatan.

Hasil kajian dan penelusuran mendapatkan potensi beberapa ramuan yang berasal dari bahan arak, ekstrak daun lemo atau jeruk purut, dan minyak daun kayu putih. Tim Peneliti menyebut ramuan arak tersebut dengan nama Formula F2C Tetabuhan C19.

Formula F2C Tetabuhan C-19 merupakan komposisi akhir produk Usada Barak, yang terdiri dari ekstrak daun jeruk dalam arak, dan minyak kayu putih (olium Eucalyptus globulus). Arak yang digunakan berasal dari destilasi hasil fermentasi tuak menggunakan ragi lokal. Fermentasi itu umumnya menghasilkan sejumlah kecil metanol.

Metanol itu dihilangkan dengan alat destilasi khusus. Alat tersebut mampu menghilangkan metanol sekaligus mengekstrak kandungan aktif daun jeruk purut.  Sehingga formula tersebut menghasilkan ekstrak Citrus Hystric folium 33% dalam arak terdestilasi, 3% olium Eucalyptus yang ditambah air hingga 100%. 

Formula itu telah didaftarkan untuk mendapatkan Paten Sederhana, dengan Nomer pendaftaran No HKI.3-KI.05.01-S00202005710 di DJKI KemenKumHam dan telah didafarkan ijin edarnya ke BPOM sebagai Produk Jamu dengan ijin edar POM TR 203682391.

Berdasarkan izin dan arahan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, formula tersebut digunakan oleh pasien tanpa gejala di seluruh tempat karantina di Bali. Selanjutnya, terbit Peraturan Gubernur Bali Nomor 55 tahun 2019 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Bali yang melegalkan penggunaan formula tersebut.  Formula itu pun digunakan sejak 1 Juli 2020 hingga sekarang.

Dalam Pelayanan Kesehatan Tradisonal Bali Empiris, ramuan Usada Barak diberikan tiga kali sehari kepada pasien OTG. Sebelum pasien melakukan terapi, pasien dipandu melakukan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan keyakinan pasien. 

Selama melakukan terapi Uap Usada Barak, pasien juga dipandu melakukan Yoga pernafasan Pranayama, yaitu menarik nafas dalam (mengucapkan mantra Om Ang Namah), menahan nafas (mengucapkan mantra Om Om Namah), dan menghembuskan nafas sedalam-dalamnya (mengucapkan mantra Om Mang Namah).

Berdasarkan survei pada penerapan minggu pertama Juli 2020, sebanyak 176 pasien OTG merasakan efek ramuan Usada Barak. Pasien menyatakan mendapatkan efek pernapasan yang lebih lega, hingga hilangnya sesak napas dan hidung tersumbang.

Berdasarkan uji empiris tersebut, Tim Ahli menyimpulkan bahwa Usada Barak memiliki efek melegakan pernapasan yang dapat membantu meningkatkan asupan oksigen ke dalam tubuh. Efek tersebut juga dilaporkan dalam Lontar Usada Cukil Daki.

Untuk penderita Covid 19, asupan oksigen yang cukup ke seluruh tubuh bermanfaat meningkatkan kekebalan tubuh. Hal tersebut bisa membantu tubuh membentuk imunitas untuk melawan virus corona.

Selain itu, pernafasan yang lebih lega dapat membantu pasien beristirahat dengan cukup sehingga dapat mempercepat kesembuhan. Apalagi terapi uap Usada Barak dikombinasi dengan Yoga Pranayama yang dapat menghilangkan kecemasan maupun stres.

Tim Ahli pun menyatakan sebanyak 95% dari 1723 pasien yang diterapi sejak 1 hingga 31 Juli 2020 dinyatakan sembuh menggunakan uji Swab-PCR sesuai protokol standar WHO. Hanya 1% pasien karantina yang dirujuk ke Rumah Sakit Pelayanan Covid-19 PemProv Bali. Mereka dirujuk karena dilaporkan memiliki penyakit lain sebagai penyerta. 

Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi Bali mencatatakumulasi jumlah penambahan kasus per minggu selama Oktober 2020 mengalami tren menurun. Penambahan kasus baru setiap harinya di kisaran 50-60 kasus baru, dan tingkat kesembuhan di atas rata-rata nasional yaitu 89.72%.

Di sisi lain, total produk Usada Barak yang telah terdistibusikan hingga akhir Oktober ke seluruh kabupaten di Bali mencapai 8960 botol obat. Mayoritas dari konsumen Usada Barak mempergunakan Usada Barak sebagai tindakan pencegahan (preventif).  Sedangkan seperempat dari total konsumen menempatkan Usada Barak sebagai terapi suportif pengobatan Covid-19.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan