Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) akan segera diteken pada 15 November mendatang. Pemerintah meyakini perjanjian tersebut akan memberikan dampak positif bagi pemulihan ekonomi nasional.
RCEP merupakan perjanjian yang melibatkan 10 negara ASEAN dengan lima mitra dagang lainnya, yaitu Tiongkok, Korea Selatan, Australia, Jepang, dan Selandia Baru, dan India. Belakangan, India menarik diri dari perundingan pada 2019 lalu.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto akan mendorong pelaku usaha, termasuk pelaku UMKM untuk memperluas akses pasar. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan ekspor nasional. "Ini sinyal positif bagi pelaku usaha dalam pemulihan ekonomi nasional," kata Agus saat konferensi pers di kantornya, Rabu (11/11).
Selain itu dengan perjanjian multilateral ini, kontribusi Indonesia pada rantai pasok perdagangan global akan meningkat. Tak hanya itu, Agus juga yakin RCEP juga bisa berdampak pada peningkatan investasi hingga penciptaan lapangan kerja. Dia lalu memprediksi RCEP akan membantu peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) RI hingga 0,05% pada 2021-2032.
Agus mengatakan, anggota RCEP tetap membuka diri bagi India jika Negara Bollywood itu ingin ikut berpartisipasi di kemudian hari. "Semua harapkan India bergabung pada waktu mendatang. Tetap ada opsi itu," ujar dia.
Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Affandi Lukman tahun 2018 lalu sempat menghitung PDB negara RCEP menyumbang 32,2% terhadap pertumbuhan dunia. Jika RCEP berjalan tanpa India, sumbangannya hanya 29% terhadap PDB dunia.
Dari sisi perdagangan, negara RCEP menyumbang 29,2% perdagangan dunia, dan menjadi 27,1% tanpa India. Kemudian dari sisi pasar, jumlah penduduk negara RCEP mencapai 47,4% dari total populasi dunia dan mengecil jadi 29,6% tanpa negara Asia Selatan tersebut.
Oleh karena itu, Rizal menilai justru India yang rugi bila tidak ikut serta dalam perjanjian regional terbesar di dunia tersebut lantaran mereka hanya bisa memanfaatkan perjanjian bilateral dengan negara mitra dagangnya. Sedangkan Indonesia masih memiliki akses ke India melalui pakta Asean-India Free Trade Area (AIFTA).
Ekonomi nasional yang belum pulih mendorong pemerintah untuk menyelamatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Terlebih, UMKM dinilai memiliki kontribusi 60,3% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Tak hanya itu, UMKM turut menyerap 97% dari total tenaga kerja, serta 99% dari total lapangan kerja. Namun, sejak Covid-19 pula UMKM justru mendapat tekanan.
Kementerian Koperasi (Kemenkop) UMKM Teten Masduki mengatakan, pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh faktor domestik seperti konsumsi masyarakat diatas 50% dan belanja pemerintah. Namun, sejak adanya pandemi daya beli masyarakat cenderung terganggu karena hilangnya pekerjaan.
Tak hanya itu, omzet UMKM pun turun drastis. Dia mengatakan, meski pemerintah telah menggelontorkan bantuan sosial, namun untuk mengembalikan daya beli masyarakat cenderung sulit. Atas hal tersebut, ekonomi mengalami kontraksi meskipun di kuartal-III sedikit mengarah positif.
“Jika diibanding dengan beberapa negara, ekonomi Indonesia relatif baik. Oleh karenanya, sektor UMKM ini harus dibangkitkan agar mereka tidak gulung tikar,” ujar Teten dalam Webinar Hari Retail Nasional Rabu, (11/11).
Tak hanya lewat perdagangan internasional, pemerintah akan membangkitkan usaha kecil dengan cara menghubungkan warung-warung tradisional dengan retail modern. Dengan cara ini, maka UMKM akan mendapatkan bimbingan dan pendampingan.
“Jika dibandingkan beberapa negara, ekonomi Indonesia relatif baik. Maka, sektor UMKM ini harus dibangkitkan agar mereka tidak gulung tikar,” ujar Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki dalam Webinar Hari Retail Nasional Rabu, (11/11).
Sedangkan Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) dalam hal ini akan menampilkan produk-produk UMKM di seluruh gerai retailnya. Adapun produk yang dijual diantaranya makanan, minuman tradisional, aksesoris, kerajinan tangan, busana, pernak-pernik hingga kosmetik.
Saat ini produk UMKM yang dijual lewat anggota Aprindo mencapai 35%. "APRINDO terus berkontribusi untuk membangun kemitraan UMKM. Tujuannya agar produk lokal yang dijual bisa lebih maju,” kata Ketua Umum Aprindo Roy Mandey.