Bio Farma Siapkan Fasilitas Produksi 17 Dosis Vaksin Corona per Bulan

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.
Suasana fasilitas produksi vaksin COVID-19, di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020).
Penulis: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
19/10/2020, 19.09 WIB

Uji klinis tahap ketiga vaksin virus corona hasil kerja sama dengan Sinovac Biotech Ltd oleh PT Bio Farma terus berjalan. Sementara itu, perusahaan menyiapkan fasilitas produksi hingga 17 juta dosis per bulan.

Saat ini, seluruh relawan yang berjumlah 1.620 orang telah mendapatkan suntikan pertama. Di antara mereka, 1.074 relawan sudah menuntaskan suntikan dosis kedua. Seperti diketahui, vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech Ltd memang harus diberikan dalam dua kali suntikan untuk setiap orang.

Sementara itu, sebanyak 671 relawan sudah diambil darahnya untuk melihat terbentuknya antibodi dari hasil vaksinasi. "Nanti mudah-mudahan akan selesai akhir bulan atau awal Januari 2021," kata Sekretaris Perusahaan PT Bio Farma Bambang Heriyanto dalam talk show virtual bertajuk 'Menjemput Asa Vaksin Covid-19', Senin (19/10).

Ia pun berharap, laporan awal uji klinis dapat segera selesai. Saat ini, pihaknya telah menyiapkan kapasitas sebanyak 250 juta untuk vaksin Covid-10. Sementara, pasokan vaksin dari Sinovac sebanyak 260 juta dosis.

Adapun, produksi akan dimulai saat Bio Farma telah mendapatkan Izin Penggunaan dalam Kondisi Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Namun, persiapan produksi vaksin tersebut telah dilakukan sejak awal Novermber Desember. Sebab, produksi vaksin tersebut harus melalui proses stability, kontrol kualitas, menjaga mutu, keamanan, dan evikasi.

Nantinya, produksi vaksin akan dilakukan bertahap lantaran pasokan vaksin Sinovac juga dikirimkan secara berkala. Setiap bulannya, Bio Farma diperkirakan dapat memproduksi 16 juta-17 juta vaksin.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, pemberian vaksin diutamakan kepada kelompok prioritas, yaitu orang yang berisiko tinggi tertular virus corona. "Mereka tenaga kesehatan, perawat, karena setiap hari berinteraksi dengan pasien Covid-19," ujar dia.

Selain itu, kelompok prioritas lainnya ialah pemberi layanan publik lantaran pihak tersebut kerap berinteraksi dengan publik.

Dalam kesempatan tersebut, Wiku juga memastikan pemerintah memberikan perlindungan terbaik bagi masyarakat. Oleh karenanya, pemerintah tengahh memnetukan skema pembiayaan vaksin tersebut.

"Nanti jadi pembicaraan tapi pemerintah pertimbangkan semua aspek dalam memberikan perlindungan terbaik untuk masyarakat," katanya.

Sasaran Vaksin

Secara rinci, mereka yang diutamakan adalah petugas medis dan paramedis yang melakukan penelusuran kontak, pelayanan publik termasuk TNI/Polri sebanyak 3,49 juta orang dengan kebutuhan 6,9 juta dosis. Kemudian, tokoh agama dan masyarakat, perangkat daerah seperti kecamatan, desa, RT/RW, dan sebagian pelaku ekonomi sebanyak 5,62 juta orang dengan kebutuhan 11,24 juta dosis.

Selanjutnya, seluruh tenaga pendidik dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan setingkat perguruan tinggi 4,3 juta orang dengan vaksin 8,7 juta dosis. Selain itu aparatur pemerintah mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan legislatif 2,3 juta orang dengan kebutuhan 4,6 juta dosis. 
Kemudian, peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS 86,6 juta orang dengan kebutuhan vaksin 173,2 juta dosis. Dengan demikian, penerima vaksin prioritas mencapai 102,4 juta orang dengan kebutuhan 204,8 juta dosis.

Di luar itu, alokasi vaksin sebanyak 57,5 juta dari kebutuhan 115 juta dosis disiapkan untuk masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya. Secara total, penerima vaksin mencapai 160 juta orang dengan kebutuhan 320 juta dosis.

Reporter: Rizky Alika