Satgas Penanganan Covid-19 mengumpulkan data terkait risiko kematian berdasarkan usia dan penyakit penyerta (komorbid) dalam lima bulan terakhir. Berdasarkan data tersebut, pasien dengan penyakit ginjal berisiko paling tinggi meninggal akibat infeksi virus corona.
Juru Bicara Satgas Penanganana Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan pasien dengan riwayat penyakit ginjal memiliki risiko kematian 13,7 kali lebih besar. Kemudian, pasien dengan penyakit jantung memiliki risiko sembilan kali dibandingkan mereka yang tak memiliki komorbid.
Selanjutnya, pasien dengan penyakit diabetes memiliki risiko 8,3 kali lipat. Terakhir, pasien dengan penyakit hipertensi dan imun memiliki risiko enam kali lebih besar terhadap kematian.
Lebih lanjut Wiku mengatkan pasien dengan riwayat penyakit yang banyak akan semakin berisiko tinggi meninggal. Jika pasien memiliki satu penyakit komorbid, risiko kematiannya 6,5 kali lipat.
Jika pasien memiliki dua penyakit komorbid, risiko kematiannya mencapai 15 kali lipat. "Mereka yang memiliki tiga atau lebih penyakit memiliki risiko 29 kali lipat meninggal dunia saat terinfeksi Covid-19," kata dia.
Dari sisi usia, pasien berumur 31-45 memiliki risiko 2,3 kali lipat meninggal dunia dibandingkan mereka yang berumur 30 tahun ke bawah. Sedangkan pasien berusia 46-59 memiliki risiko 8,5 kali lipat.
"Risiko akan semakin meningkat pada usia lanjut di atas 60 tahun yaitu 19,5 kali lipat," ujar Wiku.
Dengan temuan itu, Wiku meminta orang dengan risiko tinggi untuk menerapkan protokol kesehatan dengan sangat disiplin. Di sisi lain, dia juga mendorong masyarakat yang tidak termasuk kelompok rentan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Pasalnya, Covid-19 bisa menular kepada siapa saja. Jika kelompok yang tidak berisiko mengabaikan protokol kesehatan, mereka bisa tertular dan menyebarkan virus tersebut kepada kelompok yang rentan.
Menurut Wiku, kelompok yang rentah itu bisa jadi merupakan kakek, nenek, orang tua, atau saudara dekat. Jika kelompok tersebut tertular Covid-19, dampaknya akan sangat fatal hingga menyebabkan kematian.
"Kita harus bisa berbesar hati, menyampingkan ego, dan memikirkan perasaan kelurga yang kehilangan orang terkasih akibat keteledoran kita. Pada masa pandemi yang sulit ini, mari ringankan beban satu dengan yang lain, saling menjaga, lewat disiplin protokol kesehatan," kata dia.
Adapun disiplin protokol kesehatan yang wajib dilaksanakan masyarakat, yaitu menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak. Protokol tersebut terbukti ampuh mencegah penularan virus corona.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan