Lampu Merah Penularan Covid-19 Usai Libur Panjang Tahun Baru

ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/nz
Sejumlah warga yang terjaring razia protokol kesehatan mengikuti rapid test oleh petugas medis di Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (29/12/2020). Tim Gabungan dari TNI, Polri dan Satpol PP melakukan rapid test kepada warga yang terjaring razia protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
29/12/2020, 19.45 WIB
  • Mobilitas masyarakat saat libur panjang Natal dan Tahun Baru ini cenderung menaikkan penularan Covid-19.
  • Kapasitas rumah sakit saat ini makin terbatas.
  • Masyarakat diminta beraktivitas di rumah setelah liburan.

Tingginya mobilitas masyarakat di masa liburanNatal dan Tahun Baru memantik kekhawatiran atas potensi lonjakan penularan virus corona. Berbeda dengan sebelumnya, masa liburan kali ini terjadi saat kapasitas ruang isolasi Covid-19 hampir penuh. Lampu merah penularan Corona bakal menyala usai liburan panjang pekan depan.

Menurut data historikal, mobilitas masyarakat saat liburan bisa menaikkan kasus infeksi Covid-19 antara 30-40%. Sebagai gambaran, setiap 100 orang yang tertular virus corona, 30 orang di antaranya akan memerlukan perawatan di rumah sakit dan 5 pasien harus dirawat di ICU.

Masalahnya, "Posisi tempat tidur isolasi khusus Covid-19 di banyak rumah sakit di Indonesia sudah cukup penuh. Demikian juga ICU sudah cukup penuh," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (29/12).

Kemenkes mencatat, tingkat keterisian tempat tidur ICU dan tempat tidur isolasi di beberapa provinsi sudah melebihi batas 70%. Salah satunya, tingkat keterisian tempat tidur ICU di Jakarta mencapai 79%, sedangkan keterisian tempat tidur isolasi mencapai 85% per 26 Desember.

Secara rinci, tempat tidur isolasi yang tersedia di Jakarta mencapai 6.991 kasur, sedangkan tempat tidur yang terpakai mencapai 5.915 kasur. Kemudian, tempat tidur ICU yang tersedia sebanyak 936 kasur, sementara terpakai 736 kasur.

Kemudian, tingkat keterisian tempat tidur ICU di Kota Bandung mencapai 98%, sedangkan tempat tidur isolasi sudah terisi 89% pada 26 Desember. Selanjutnya, okupansi tempat tidur ICU di Sleman mencapai 81%, sementara tempat tidur isolasi mencapai 70% per 22 Desember.

Sementara di Jember, keterisian tempat tidur ICU mencapai 77% dan keterisian tempat tidur isolasi sebesar 75% per 25 Desember. Di kota Semarang, okupansi tempat tidur ICU mencapai 76%, sedangkan tempat tidur isolasi sudah terisi 87%.

Selanjutnya, okupansi tempat tidur ICU di kota Makasar mencapai 48%, sedangkan tempat tidur isolasi telah terisi 71% pada 26 Desember. Kemenkes pun memastikan, keenam wilayah tersebut membutuhkan intervensi khusus.

Guna mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19 setelah tahun baru, Kemenkes telah melakukan sejumlah langkah antisipasi. Salah satunya, Kemenkes bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memastikan rumah sakit, ruangan, tempat tidur, Alat Pelindung Diri (APD), hingga kesiapan petugas kesehatan.

Pihaknya pun akan memastikan seluruh infrastruktur kesehatan siap, terutama di kota besar yang memiliki tingkat infeksi tinggi. "Kami akan bekerja keras di liburan akhir tahun untuk memastikan ini siap," ujar Budi.

Dengan asumsi lonjakan kasus Covid-19 terdeteksi sekitar dua pekan setelah liburan, maka masa krusial itu akan terjadi pada 16-18 Januari 2021. Karena itu, Budi mengimbau masyarakat untuk sebisa mungkin beraktivitas di rumah selama 5-10 hari setelah liburan.

Berikut Databoks angka kematian akibat Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia:

Lonjakan Kasus

Belum pula masa liburan usai, peningkatan kasus Covid-19 sudah tampak di sejumlah daerah. Hari ini, jumlah orang yang terinfeksi virus corona di Indonesia bertambah 7.903 pasien sehingga totalnya menjadi 727.122 sejak awal pandemi.

Angka kasus harian tersebut hampir mendekati rekor tertinggi pada 3 Desember 2020. Kala itu, jumlah pasien yang positif meningkat hingga 8.369 orang.

Adapun tiga provinsi menjadi penyumbang terbesar tambahan kasus hari ini, yaitu Jakarta (2.056), Jawa Barat (1.329), dan Jawa Tengah (1.056). Jumlah penambahan kasus tersebut naik sangat signifikan dibandingkan hari sebelumnya.

Pada Senin (29/12), ibu kota mencatat orang yang positif Covid-19 bertambah sebesar 1.678. Sedangkan Jawa Tengah sebanyak 977 dan Jawa Barat hanya 403 orang.

Dengan total kasus Covid-19 mencapai 727.122 dan jumlah orang yang diperiksa 4.831.091, tingkat positif (positivity rate) di Indonesia mencapai 15%. Jumlah positif itu cukup tinggi dibandingkan standar WHO sebesar 5%. 

Kabar baiknya, Berdasarkan data per 27 Desember 2020, terjadi peningkatan angka kesembuhan sebanyak 14,5% dibandingkan pekan sebelumnya.

"Saya apresiasi lima provinsi minggu ini yaitu Sulawesi Selatan naik 3.199, DKI Jakarta naik 2.328, Papua naik 805, Sumatera Selatan naik 197, dan Jawa Tengah naik 170," kata Juru bicara Satgas COVID-19, Prof Wiku Adisasmito.

Namun, Wiku menyayangkan peningkatan kesembuhan masih beriringan dengan melonjaknya kasus aktif corona, pasien yang masih menjalani perawatan di RS maupun isolasi mandiri. Tercatat, per Selasa (29/12), jumlah kasus aktif di Indonesia mencapai 108.636 orang.

"Meski angka kesembuhan meningkat pekan ini, tetapi angka penularan juga masih tinggi, sehingga tak bermakna dalam mengurangi jumlah kasus aktif," ujarnya.

Oleh karena itu, masyarakat diharapkan tetap disiplin protokol kesehatan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, serta mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Tiga langkah tersebut terbukti mampu mencegah penularan virus corona.

Reporter: Rizky Alika