Varian baru Covid-19 terus bermunculan di luar negeri. Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) pun berupaya melacak dan mendeteksi mutasi virus corona tersebut di Indonesia.
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan pihaknya bersama Kementerian Kesehatan akan melaksanakan genomic surveillance. Hal itu untuk mengetahui mutasi virus di Indonesia.
"Sekaligus melacak kemungkinan mutasi yang berasal dari luar sudah ada di Indonesia atau belum," kata Bambang saat dihubungi Antara, Selasa (12/1).
Kedua kementerian melaksanakan surveilans genom SARS-CoV-2 untuk mengetahui epidemiologi molekuler, karakteristik, dampak pada kesehatan, dan pelacakan kasus. Hal itu berguna untuk manajemen, pencegahan dan penanggulangan Covid-19, serta koordinasi penanganan pandemi di tingkat nasional dan global.
Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wien Kusharyoto menambahkan, pelacakan mutasi virus corona memang memerlukan pengurutan genom utuh yang lebih intensif. Genom itu didapat dari sampel-sampel pasien Covid-19, baik dari luar negeri maupun dalam negeri.
Hal itu sesuai dengan penemuan varian baru virus corona di Jepang yang berasal dari empat warga Brasil. Penemuan mutasi virus itu didapat saat mereka dikarantina di bandara Jepang.
Kala itu, pemerintah Jepang mengambil sampel untuk mengetahui pengurutan genom. Alhasil ditemukan varian virus corona baru.
Pemerintah Jepang pun langsung melaporkan penemuan tersebut kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 9 Januari 2021. Dalam laporannya, Jepang menyatakan strain baru tersebut berbeda dari varian yang sangat menular seperti ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan