Presiden Joko Widodo menyaksikan penyerahan santunan oleh PT Jasa Raharja (Persero) dan PT Sriwijaya Air Group kepada korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Jasa Raharja memberikan santunan sebesar Rp 50 juta per penumpang, sedangkan Sriwijaya menyiapkan Rp 1,25 miliar per penumpang.
Penyerahan santunan dilakukan oleh Direktur Utama PT Jasa Raharja Budi Rahardjo kepada tiga perwakilan, yaitu keluarga almarhumah Rahmania Ekananda, almarhumah Fatima Azalina, dan almarhumah Grislend Natalies.
Sementara, Direktur Utama PT Sriwijaya Air Jefferson Jauwena memberikan santunan kepada satu perwakilan, yaitu almarhum Yohanes Suherdi. "Saya mengucapkan terima kasih atas santunan ini dan segera diselesaikan untuk keseluruhan korban dan penumpang," kata Jokowi dalam siaran konferensi pers saat meninjau posko darurat evakuasi pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Jakarta, Rabu (20/1).
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi memberikan apresiasi kepada tim SAR gabungan yang terdiri dari Kementerian Perhubungan, Basarnas, TNI, Polri, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), dan lainnya. Dengan kerja keras mereka, serpihan pesawat dalam ukuran besar dan kecil telah ditemukan.
Tak hanya itu, tim SAR juga telah menemukan kotak hitam pesawat. "Tinggal menunggu CVR (Cockpit Voice Recorder)," kata Jokowi.
Mantan Walikota Solo itu juga menyampaikan duka mendalam kepada keluarga korban. Ia berharap, keluarga korban dapat diberikan keikhlasan dan kesabaran.
Tak hanya itu, Jokowi juga mengingatkan jajarannya bahwa keselamatan transportasi adalah hal utama. Oleh sebab itu, ia meminta agar Kemenhub dan KNKT melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap pesawat yang akan terbang. "Ini demi keselamatan masyarakat, demi keselamatan penumpang," ujar dia.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan, Flight Data Recorder (FDR) atau rekaman data penerbangan telah ditemukan dan dibuka oleh KNKT. Rekaman itu diperlukan untuk memperoleh informasi lebih jauh terkait dengan penyebab kecelakaan.
Hingga hari ke-12, Basarnas sudah mengumpulkan 324 kantong bagian tubuh penumpang, 63 kantong serpihan kecil pesawat, dan 55 potongan bagian potongan besar pesawat.
Selanjutnya, penumpang sudah diidentifikasi oleh DVI RS Polri. "Dan sudah diidentifikasi sebanyak 40 identitas dan sudah diserahkan 27 jenazah dan diserahkan kepada ahli warisnya," ujar dia.
Saat ini, KNKT telah mendirikan posko baru di Pulau Lancang, Kepulauan Seribu untuk memudahkan operasi pencarian. Hal ini juga dibutuhkan untuk mengungkap penyebab kecelakaan serta mencegah kejadian yang sama di kemudian hari.