Pemerintah mengimbau masyarakat untuk merayakan Imlek tahun 2572 dengan cara baru di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya adalah memanfaatkan teknologi digital dalam menjalankan tradisi tahunan tersebut.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan hal yang bisa dilakukan masyarakat yang merayakan adalah mengirim angpao lewat tranfer elektronik atau ojek online. Selain itu, pertunjukan barongsai tahun ini bisa disaksikan secara virtual.
Oleh karena itu, Budi berharap perayaan Imlek bisa dilakukan dengan cara baru tanpa kehilangan maknanya sebagai tahun, harapan, dan keberuntungan yang baru. Ia juga meyakini perayaan Imlek tahun ini tetap meriah meski dalam suasana berbeda.
"Saya rasa tetap bisa kita lakukan namun tetap dengan protokol kesehatan," ujar Budi dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Kamis (4/2).
Di kesempatan yang sama, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengimbau masyarakat agar silaturahmi dilakukan secara virtual tanpa mengurangi makna dari Imlek. "Karena pada dasarnya Imlek merupakan ungkapan syukur pada Tuhan," ujar Yaqut.
Yaqut lalu mengajak umat Konghucu untuk bersama-sama melakukan refleksi diri dan memanjatkan doa agar umat manusia segera terbebas dari Covid-19. "Mari kita kembalikan ajaran Tian, bahwa agama diturunkan untuk memuliakan sesama manusia, menjaga sesama manusia, melindungi sesama manusia," katanya.
Sedangkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengingatkan agar seluruh masyarakat memanfaatkan hari libur Imlek pada 12 Februari sesuai aturan. "Manfaatkan hari libur dengan bijak. Patuhi pesan Menag dan Menkes," katanya.
Pemerintah tetap memutuskan libur Imlek meski ada kepala daerah yang tak sepakat. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bahkan sempat mengusulkan kepada pusat agar meniadakan libur tanggal 12 Februari mendatang demi mencegah lonjakan Covid-19.
Ganjar berkaca kepada kenaikan kasus corona usai libur panjang Desember 2020 dan Januari 2021. Ia juga meminta libur Imlek nanti tak diwarnai perayaan yang menimbulkan keramaian.
"Kami sudah usulkan ke pemerintah pusat. Sepertinya tidak perlu ada libur panjang," kata Ganjar di Semarang, Senin (1/2) dikutip dari Antara.