KNKT Temukan Keanehan pada Sistem Autothrottle Sriwijaya Air SJ 182
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyampaikan laporan awal investigasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Dari temuan mereka, ada anomali dalam sistem autothrottle pesawat tersebut.
Ketua Sub Komite Investigas Kecelakaan Penerbangan KNKT Capt Nurcahyo Utomo mengatakan dua autothrottle pesawat tersebut menunjukkan sikap yang berbeda. Autothrottle adalah tuas yang dipakai untuk mengubah kekuatan mesin pesawat.
“Yang kiri mundur terlalu jauh, yang kanan tidak bergerak seperti macet,” kata Nurcahyo dalam konferensi pers Rabu (10/2) dikutip dari Antara.
Meski demikian, KNKT belum mendalami mengapa muncul keanehan pada autothrottle SJ 182. Apalagi ada 13 komponen lain yang terhubung dengan tuas pengatur tersebut. “Masalahnya ada di mana, saat ini kami belum (bisa) menentukan,” katanya.
Nurcahyo menyampaikan bahwa pihaknya akan mendalami lebih lanjut untuk tahu penyebab anomali sistem dan berbeloknya pesawat ke kiri. Saat ini mereka berharap Cockpit Voice Recorder (CVR) SJ 182 ditemukan untuk memperkuat informasi.
Dia lalu menjelaskan kronologi kecelakaan pesawat tersebut. Pukul 14.39.47 pesawat melewati ketinggian 10.600 kaki dan mulai berbelok kiri dari 046 derajat. Dalam kondisi tersebut, autothrottle sebelah kiri bergerak mundur dan yang kanan masih tetap.
Setelah itu, pemandu lalu lintas udara (ATC) Airnav Indonesia menginstruksikan pesawat tersebut naik ke 13 ribu kaki dan dijawab pilot pada 14.39.59. “Itu adalah komunikasi terakhir SJ-182,” kata Nucahyo.
Dari rekaman Flight Data Recorder, SJ 182 mencapai ketinggian maksimalnya yakni 10.900 kaki pada 14.40 WIB. Setelah itu, pesawat mulai turun, autopilot tak aktif ketika arah pesawat 016 derajat, sikap pesawat naik, dan miring ke kiri.
Pukul 14.40 WIB, FDR mencatat tuas autothrottle tak aktif dan pesawat menunduk. Hal ini yang sampai saat ini ditelusuri KNKT. “Logikanya, meski mesin mati satu, pesawat bisa terbang,” kata Nurcahyo.
Sedangkan Badan SAR Nasional (Basarnas) telah menghentikan pencarian korban penumpang dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sejak 21 Januari lalu. Pencarian dilanjutkan KNKT bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan laut dan Polri untuk menemukan kotak hitam berisi CVR pesawat.