Pemerintah terus mencari pasar guna memperluas ekspor komoditas asal Indonesia. Salah satu yang sedang dijajaki adalah mengirim mobil RI ke negara tetangga yakni Australia.
Peningkatan ekspor otomotif tersebut akan dilakukan dengan memanfaatkan perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menargetkan, ekspor mobil ke Negeri Kangguru itu bisa mencapai 120 ribu atau 10% dari total pembelian mobil di Australia yakni 1,2 juta mobil per tahun.
"Indonesia sekarang menikmati (tarif) 0 persen dari IA-CEPA. Kami bisa ekspor mobil ke sana," kata Lutfi dalam konferensi pers secara daring di kantornya, Jakarta, Kamis (25/2).
Selama ini Indonesia belum memanfaatkan perjanjian tersebut untuk mengekspor produk otomotif ke Australia. Menurut Lutfi, produk yang potensial untuk dijual ke Negeri Kanguru itu ialah Mitsubishi Xpander, Mitsubishi Pajero, Toyota Innova, dan Toyota Fortuner.
Lutfi juga akan melobi pemilik merek yang berada di Jepang agar alokasi ekspor ke Australia bisa terpenuhi. Ini lantaran kebijakan pemasaran merupakan ranah empunya merek di Negeri Sakura.
Di sisi domestik, Lutfi berharap penjualan mobil bisa kembali mencapai angka 1 juta unit per tahun. Sementara pada 2020, penjualan ritel mobil anjlok menjadi 578.327 unit.
Oleh karenanya, pemerintah memberikan insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) sebesar 0 % untuk mobil baru. Harapannya, konsumsi akan meningkat serta stok mobil yang belum terjual bisa berkurang.
Kementerian Perdagangan mencatat, ekspor mobil pada 2020 mencapai US$ 6,6 miliar dengan jumlah 250 ribu unit. Nilai ekspor tersebut turun 19,52 % dibandingkan ekspor 2019 sebesar US$ 8,2 miliar dengan jumlah 310 ribu unit.
Pada Januari lalu, Lutfi menargetkan kinerja ekspor nonmigas 2021 tumbuh 6,3 % dibandingkan realisasi 2020 sebesar US$ 155 miliar. Ini artinya, ekspor nonmigas tahun ini diperkirakan mencapai US$ 164,76 miliar.
Kesuksesan vaksinasi Covid-19 akan menjadi salah satu kunci peningkatan ekspor. Syaratnya, keberhasilan program vaksin tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga negara mitra dagang.