Jokowi: Siapapun Boleh Daftar Kartu Prakerja, termasuk Mahasiswa DO

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Warga penerima manfaat menunjukkan Kartu Prakerja miliknya usai bertemu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (15/12/2020). Setelah membuka 11 gelombang pendaftaran Kartu Prakerja dengan 5,9 juta peserta dan total anggaran Rp20 triliun, pemerintah memastikan program Kartu Prakerja berlanjut pada 2021 dengan syarat penerima manfaat pada 2020 tidak bisa lagi ikut serta.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
17/3/2021, 17.24 WIB

Pemerintah melanjutkan program Kartu Prakerja tahun ini. Presiden Joko Widodo menyatakan, program ini sejatinya terbuka bagi siapa saja.

“Ini program untuk semuanya. Siapa pun boleh ikut, yang lulus SMA, SMK, lulusan perguruan tinggi, yang drop out (DO) pun juga silakan,” kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada penerima Kartu Prakerja di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/3).

Namun, di tengah pandemi Covid-19, pemerintah memprioritaskan program ini bagi mereka yang kehilangan pekerjaan. “Saat ini memang diberi prioritas, yang diutamakan adalah yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).”

Hingga saat ini telah ada 55 juta orang yang mendaftar kartu prakerja. Namun hingga Maret 2021, jumlah penerima manfaat kartu prakerja hanya 6,7 juta orang. "Artinya peminatnya sangat banyak sekali. Memang belum tertampun semua," katanya.

Bagi mereka yang telah menerima benefit dari Program Kartu Prakerja, Jokowi mengingatkan untuk terus meningkatkan kemampuan. Sebab, saat ini merupakan zaman penuh kompetisi serta terjadi perubahan yang sangat cepat.

"Ini kalau skill kita setiap hari tidak kita perbaiki, hilang kita. Tau-tau 'Kok saya kehilangan pekerjaan?' Karena yang lain memperbaiki keterampilan, kita tidak," katanya.

Seberapa banyak pekerja di-PHK akibat pandemi Covid-19? Simak Databoks berikut: 

Jokowi menyebut, ada 1.700 pelatihan yang disediakan oleh 165 lembaga pelatihan mitra kartu prakerja. Perserta pun bisa bebas memilih pelatihan yang diinginkan.

Adapun, pelatihan yang paling diminati peserta kartu prakerja aialah pemasaran daring, makanan dan minuman, IT, urusan perkantoran, dan kewirausahaan.

Menurutnya, pelatihan menjadi sangat penting untuk memasuki dunia kerja maupun dunia usaha. Jokowi yang merpakan pengusaha juga memulai karier dengan mengikuti pelatihan selama satu minggu.

Dengan mengikuti pelatihan, kemampuan akan meningkat sehingga ada berbagai peluang yang bisa diperoleh. "Pengalaman saya seperti itu, tidak ada kata berhenti yang namanya belajar," ujar dia.

Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2020, 88,9% peserta kartu prakerja mengalami peningkatan keterampilan. "Ini yang kita harapkan," ujar Jokowi.

Salah satu penerima kartu prakerja yang hadir, Steven Rio mengatakan kariernya mengalami peningkatan usai mengikuti pelatihan kartu prakerja. Sebelumnya, ia merupakan satpam yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) pada Januari 2020.

Kemudian pada Mei, ia lolos sebagai peserta kartu prakerja gelombang 3. Rio pun mengambil pelatihan marketing optimizing untuk memasarkan produk secara daring.

Setelah mengikuti pelatihan, ia ditawari untuk bekerja sebagai karyawan pemasang poster di sebuah perusahaan operator seluler. "Saya iyakan saja (tawaran itu) karena menurut perusahan, saya mampu kerja di situ karena ada sertifikat kartu prakerja," ujarnya.

Setelah tiga bulan bekerja, Rio diangkat menjadi supervisor perusahaan. "Lalu saya ambil pelatihan lagi untuk mengasah kemampuan memasarkan produk lewat internet," kata Rio.

Reporter: Rizky Alika