Presiden Joko Widodo berencana membuka pariwisata untuk wisatawan mancanegara (wisman) mulai Juni mendatang. Rencana ini akan dilakukan bila angka penularan Covid-19 dalam kondisi terkendali.
"Ini mengutip dari Bapak Presiden, kalau semua angkanya kondusif, kalau semua patuh, dan kita mendapatkan reciprocity dari negara sahabat, mudah-mudahan Juni-Juli kita bisa mulai untuk wisman," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dalam Pembukaan Rakernas I Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) 2021 di Jakarta, Kamis (18/3).
Menurutnya, pembukaan pariwisata untuk wisman akan diawali dengan tahap uji coba. Rencana ini dilakukan seiring dengan program vaksinasi yang didorong pemerintah, terutama di Bali.
Sebagai destinasi tulang punggung, Bali akan mendapatkan jatah 2 juta-2,5 juta vaksin Covid-19 sebelum Juli. Oleh karena itu, kepercayaan diri masyarakat diharapkan meningkat karena vaksin virus corona.
Selain vaksin, penerapan protokol kesehatan akan diperketat, serta pengetesan dan penelusuran kasus Covid-19 bakal diperkuat. Tidak hanya wisman, upaya ini diharapkan bisa mendorong wisatawan nusantara untuk mengunjungi Pulau Dewata.
Sebagaimana diketahui, vaksinasi massal telah dilakukan kepada para pelaku industri pariwisata, pimpinan umat beragama, perwakilan budayawan, perwakilan pemuda, dan masyarakat umum Bali. Oleh karenanya, Jokowi berencana untuk membuka pariwisata Bali secara bertahap.
Menurutnya, pembukaan pariwisata akan dilakukan bila penyebaran Covid-19 telah melandai atau hilang. "Dengan tahapan yang nanti didesain baik dari provinsi, kabupaten-kota maupun dari pusat, kita akan memulai satu per satu pembukaan ekonomi, khususnya sektor pariwisata di Bali," kata Jokowi saat meninjau vaksinasi massal di Puri Saren Agung, Bali, Selasa (16/3).
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi lapangan usaha di sektor pariwisata di Bali terkontraksi pada 2020. Misalnya, transportasi dan pergudangan -31,79%, kemudian penyediaan akomodasi dan makan-minum -27,52%.
Pariwisata dan akomodasi merupakan jenis usaha yang paling terdampak pandemi Covid-19. Simak Databoks berikut:
BPS mencatat hanya ada 10 kunjungan wisman ke Bali pada Januari 2021. Jumlah itu merupakan yang terendah sepanjang pandemi berlangsung di Indonesia. Hal ini lantaran pemerintah menutup semua pintu masuk bagi warga negara asing pada bulan itu.
Kunjungan wisman ke Bali sudah anjlok di kisaran 50-100 kunjungan per bulan sepanjang 2020 lalu. Padahal, jumlahnya bisa mencapai 400-500 ribu kunjungan per bulan pada 2019, bahkan hingga 600 ribu kunjungan per bulan pada musim liburan.
Rata-rata lama menginap wisman di Bali juga masih rendah. Pada Januari 2021, mereka rata-rata menginap selama 5,7 hari di hotel berbintang dan 5,92 hari di hotel non-bintang. Durasi tersebut hanya meningkat tipis dari selama 2020 yang rata-rata tiga hari.