Sejumlah Negara Kembali Gunakan Vaksin Covid-19 dari AstraZeneca

ANTARA FOTO/REUTERS/Yves Herman/AWW/sa.
Foto Yves Herman. Botol kosong vaksin COVID-19 Oxford/AstraZeneca terlihat di pu vaksinasi di Antwerpen, Belgia, Kamis (18/3/2021). Sejumlah negara Eropa kembali menggunakan vaksin virus corona yang dikembangkan AstraZeneca.
19/3/2021, 12.53 WIB

Regulator Obat Uni Eropa (EMA) menyatakan vaksin virus corona yang dikembangkan AstraZeneca aman dan efektif melawan Covid-19. Meskipun terjadi beberapa kasus pembekuan darah yang dialami orang yang menerima vaksin tersebut. 

Sejumlah negara pun kembali menggunakan vaksin AstraZeneca. Jerman, Prancis, dan negara-negara Eropa lainnya telah mengumumkan rencana untuk melanjutkan penggunaan vaksin tersebut.

Departemen Kesehatan Kanada juga mengatakan telah menilai data yang tersedia tentang kejadian tersebut dan menyatakan vaksin AstraZeneca tidak terkait dengan peningkatan risiko penggumpalan darah secara keseluruhan. "Departemen Kesehatan Kanada menegaskan bahwa manfaat vaksin AstraZeneca dalam melindungi warga dari COVID-19 lebih besar daripada risikonya," kata regulator dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari Reuters pada Jumat (19/3).

Sampai saat ini, Kanada mencatat adasatu laporan tentang stroke yang terjadi pada individu setelah vaksinasi. Kasus tersebut telah dinilai oleh Departemen Kesehatan Kanada dan dinyatakan tidak terkait dengan vaksin.

Adapun Kanada menggunakan vaksin AstraZeneca yang dibuat di Serum Institute of India. Negara tersebut telah menerima 500.000 dosis dan berharap mendapatkan 1,5 juta lebih pada Mei 2021.

Di sisi lain, Australia menyambut baik keputusan EMA untuk mendukung vaksin AstraZeneca setelah melaksanakan penyelidikan terkait keamanannya. “Apa yang kami lihat ialah European Medicines Agency telah membuat kesimpulan yang sama dengan Australia, ini berita bagus, "kata Menteri Kesehatan Greg Hunt kepada Sky News pada Jumat (19/3).

Australia sebelumnya tidak menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca meskipun ada penangguhan sementara di Eropa. Keputusan tersebut diambil karena Australia tidak menemukan bukti bahwa vaksin tersebut menyebabkan efek samping yang serius.

Sejauh ini Australia menargetkan 25 juta penduduknya divaksinasi dengan vaksin AstraZeneca. Adapun negara tersebut telah mengamankan hampir 54 juta dosis jenis vaksin tersebut, dengan 50 juta akan diproduksi secara lokal mulai akhir Maret 2021.

Australia mulai Senin (22/3) akan beralih ke fase kedua dari program vaksinasi dengan target hampir enam juta orang mendapatkan dosis pertama vaksin Pfizer / BioNTech atau AstraZeneca selama beberapa minggu ke depan. Hingga Jumat (19/3), Australia telah memberikan dosis pertama untuk 250.000 penduduk.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan