Banjir bandang dan tanah longsor menerjang Pulau Adonara, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (4/4) dini hari. Presiden Joko Widodo memerintahkan para pejabat terkait segera mengevakuasi korban dan menangani dampak bencana tersebut dengan cepat.
Jokowi juga telah memerintahkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Menteri Sosial, Menteri Kesehatan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Panglima TNI, dan Kepala Polri untuk melaksanakan arahan tersebut.
"Saya minta agar penanganan bencana dapat dilaksanakan dengan cepat dan baik seperti bantuan pelayanan kesehatan, ketersediaan logistik, dan kebutuhan dasar bagi para pengungsi serta perbaikan infrastruktur," kata Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (5/4).
Ia juga mengimbau seluruh masyarakat untuk mengikuti arahan petugas di lapangan. Selain itu, masyarakat diharapkan selalu meningkatkan kewaspadaan dari bencana banjir dan longsor akibat peningkatan curah hujan yang ekstrem.
"Perhatikan selalu peringatan dini dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) dan aparat di daerah," ujar mantan Wali Kota Solo itu.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden turut menyampaikan duka cita yang mendalam terhadapp korban yang meninggal dunia. "Saya juga memahami kesedihan yang dialami saudara-saudara kita akibat dampak yang ditimbulkan bencana ini," ujar dia.
Sebelumnya, BMKG telah menyatakan adanya dua bibit siklon tropis yang dapat berdampak pada cuaca ekstrem. Salah satunya potensi curah hujan lebat dan angin kencang di NTT pada 3 sampai 9 April 2021.
Perkembangan terkini bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Flores Timur pada Senin (5/4) pukul 05.00 WIB, data sementara mencatat 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike.
BNPB menyebutkan bahwa bencana ini mengakibatkan 44 orang meninggal dunia, sedangkan 24 orang hilang. Adapun warga yang luka-luka telah mendapatkan perawatan medis.
Adapun Kepala BNPB Letjen Doni Monardo pagi ini telah meluncur ke NTT untuk melihat penanganan dampak bencana. Awalnya, ia hendak terbang menuju lokasi pada Minggu (4/4) namun terkendala cuaca buruk.
"Berhubung cuaca semalam di lokasi tujuan tidak memungkinkan, perjalanan diundur menjadi pagi ini pukul 05.00 WIB," kata Tenaga Ahli BNPB, Egy Massadiah dalam keterangan tertulis, Senin (5/4).
Sebanyak sembilan desa di empat kecamatan terdampak peristiwa ini. Sembilan desa itu ialah Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Adonara Barat).
Sedangkan kerugian materil meliputi 17 unit rumah hanyut, 60 rumah terendam lumpur, dan 5 jembatan putus. BPBD setempat masih terus melakukan pendataan dan verifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur.