Seakan tak ada habisnya, Jawa Tengah selalu meyuguhkan wisata religi yang memesona. Selain menjadi pusat penyebaran agama islam di sekitar, wisata religi di provinsi ini juga menyimpan banyak warisan budaya.
Warisan budaya tersebut bukan hanya menjadi memberi nilai sejarah tinggi tetapi juga menghadirkan sisi eksotis tersendiri. Adalah Masjid Menara Kudus yang berada di Kecamatan Kauman, Kota Kudus, Jawa Tengah. Masjid bersejarah ini memiliki peran yang cukup besar dalam sejarah perkembangan Islam di Indonesia, terlebih Pulau Jawa.
Masjid yang berdiri di Kota Santri ini memiliki arsitektur unik. Keunikan tersebut salah satunya karena terdapat perpaduan antara Hindu-Jawa dengan Islam. Sebagai saksi sejarah perkembangan Islam di Indonesia, Masjid Menara Kudus berdiri sejak 1549.
Masjid Menara Kudus didirikan oleh Sunan Kudus atau juga dikenal sebagai Syekh Ja’far Shodiq. Sunan Kudus merupakan salah satu ulama atau lebih sering disebut sebagai Walisongo, yang menyebarkan agama islam di Pulau Jawa. Sunan Kudus juga mahsyur sebagai ahli hukum islam. Beliau juga pernah menjadi Senopati di Kesultanan Demak.
Sementara itu, istilah ‘menara’ yang menyertai nama masjid melekat lantaran di masjid ini terdapat menara unik yang memiliki ciri khas. Masjid Menara Kudus juga memiliki nama lain, yakni Masjid Al Aqsha dan Masjid Al Manar.
Masjid Menara Kudus berada di lahan seluas 5.000 meter persegi. Terdapat tembok pembatas yang mengelilingi masjid, yang mana tembok tersebut berfungsi sebagai pemisah masjid dengan daerah di sekitarnya.
Pada sisi utara dan selatan masjid, terdapat Gapura Bentar, yang merupakan jalan utama menuju masjid. Pemberian nama Gapura Bentar diambil dari istilah Hindu yang berarti ‘gerbang’. Dan ketika memasuki masjid, pengunjung akan disuguhi menara setinggi 18 meter, yang terbuat dari bata merah dengan luas 100 meter persegi. Pada bagian bawah menara terdapat ukiran yang bermotif Hindu.
Menara kudus tersebut memiliki beberapa bagian, yaitu kepala, badan dan kaki. Pada bagian kepala yang terdapat di bawah atap, pengunjung dapat menjumpai bedug yang digunakan sebagai penanda waktu sholat. Bedug tersebut menghadap utara – selatan.
Pada bagian badan terdapat ruang kecil atau disebut juga relung. Di menara ini, relung dikosongkan. Kalau pada bangunan pura, bagian relung biasanya berisi patung. Kemudian pada bagian kaki menara terdapat hiasan bermotif Hindu. Meski dibangun dengan mengadopsi gaya bangunan Hindu, Masjid Menara Kudus tetap mempunyai pedoman ajaran Islam. Akulturasi ini menjadikan agama Islam dapat diterima masyarakat Jawa dengan cara yang elegan.