EDISI KHUSUS | Semarak Ramadan 1442 H

Makna di Balik Nama Masjid Pintu Seribu

Adi Maulana Ibrahim |Katadata
13/4/2021, 21.00 WIB

Namanya Masjid Agung Nurul Yaqin. Lokasinya ada di Jalan Kampung Bayur, Kelurahan Periuk Jaya, Periuk, Kota Tangerang, Banten. Namun, orang lebih mengenalnya sebagai Masjid Seribu Pintu. 

Kini masjid ini menjadi salah satu tujuan wisata religi yang lumayan popular di Kota Tangerang. Jika dilihat selintas, Masjid Agung Nurul Yaqin terlihat biasa saja. Tak banyak beda dengan masjid-masjid lain.

Terlebih keadaan masjid seperti kurang terawat. Dari luar masjid tampak beberapa bagian cat di dinding sudah mengelupas, bahkan hilang. Beberapa bagian bangunan masjid juga terlihatbelum tuntas dibangun, sehingga rumput liar pun tumbuh di sekitarnya.

 

 

Jika diperhatikan lebih cermat, terutama setelah masuk ke dalam masjid, pengunjung akan paham mengapa masjid ini disebut juga Masjid Pintu 1000. Tak jelas benar apa betul masjid ini memiliki 1000 pintu. Setidaknya itu lah yang tertulis pada bagian depan masjid. Yang pasti, ada banyak sekali pintu dan lorong-lorong di dalam Masjid Nurul Yaqin.

Masjid Agung Nurul Yaqin memiliki lima lantai. Masjid ini dibangun pada tahun 1978 oleh Syekh Ami Al Faqir Mahdi Hasan Al-Qudratillah Al Muqaddam, atau bisa dipanggil masyarakat sekitar dengan Al-Faqir.

Ada makna tersendiri dari banyaknya pintu di Masjid Agung Nurul Yaqin. Pintu-pintu di Masjid Agung Nurul Yaqin melambangkan banyaknya pilihan jalan yang mungkin ditempuh oleh setiap insan dalam hidup ini. Tentu jalan yang ditempuh tersebut berbeda-beda setiap manusia. Tapi, semua ‘pintu dan jalan’ itu, pada akhirnya akan berakhir di satu tempat yakni akhirat.

Masjid Agung Nurul Yaqin merupakan satu kompleks besar. Tak hanya menyediakan tempat untuk sholat, di dalam kompleks masjid lima lantai itu juga terdapat makam pendiri Masjid Agung Nurul Yaqin.

Untuk menuju ruang sholat, jamaah harus menelusuri lorong dan melewati sejumlah pintu. Bagi jamaah perempuan, ruangan sholatnya cukup kecil, dengan ukuran 2x5 meter saja. Pada sisi lain, ruang salat untuk jamaah laki-laki lebih luas dan menjorok ke dalam. Selain itu ruangan jamaah laki-laki juga bersebelahan dengan makam Al-Faqir.