Penegasan BPOM: Vaksin Nusantara Belum Bisa Lanjut ke Uji Fase Kedua

ANTARA FOTO/HO/Humas BPOM/wpa/hp.
Kepala Badan POM Penny K. Lukito memberikan keterangan penerbitan persetujuan penggunaan dalam kondisi darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk Vaksin COVID-19 di Kantor Badan POM, Jakarta, Senin (11/1/2021). Penny kembali memastikan pengujian vaksin Nusantara belum bisa dilanjutkan lantaran belum memenuhi syarat.
16/4/2021, 14.57 WIB

Polemik penelitian vaksin Nusantara masih terus berlanjut. Kepala Badan Pengurus Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito menegaskan pihanya belum bisa memberi kesempatan vaksin Covid-19 yang dikembangkan Terawan Agus Putranto ini ke fase kedua.

Penny mengatakan saat ini pihaknya hanya menunggu tim pengembang vaksin berbasis dendritik itu melakukan koreksi.  Ia mensyaratkan perbaikan harus dilakukan jika Vaksin Nusantara ingin berlanjut.

"Ada koreksi dari BPOM dan harus ada perbaikan dulu kalau mau maju ke fase kedua," kata Penny dalam konferensi pers di PT Bio Farma (Persero), Bandung, Jumat (16/4).

Menurutnya, BPOM tidak melakukan pengecualian terhadap seluruh pengembangan vaksin di Tanah Air. Pihaknya akan melakukan pendampingan terhadap uji klinik apabila sesuai dengan standar yang berlaku secara internasional, yaitu good laboratory practice dan good clinical practice.

BPOM telah memberikan penilaian terhadap uji klinis fase I vaksin Nusantara. Namun, ada sejumlah koreksi yang harus diperbaiki oleh peneliti sebelum memasuki uji klinis fase II. 

Selain itu, ia juga menyoroti terkait pentingnya uji praklinik demi memastikan aspek perlindungan relawan. Hal ini bertujuan untuk mengindari hal yang tidak diinginkan apabila kandidat vaksin diuji klinik pada manusia.

Menurutnya, uji praklinik merupakan tahapan saintifik yang sudah berlaku secara internasional. "Tidak bisa diabaikan kalau betul-betul mau mendapatkan vaksin bermutu, berkualitas, dan memenuhi keamanan dan efikasi saat digunakan," ujar Penny.

Sebagaimanaa diketahui, BPOM menemukan vaksin Nusantara tidak didahului oleh uji praklinik. Otoritas pengawas obat dan makanan itu juga belum menerima data pengujian praklinik.

Penny pun enggan mengomentari lebih jauh mengenai ramai Vaksin Nusantarat. "Saya tidak mau mengomentari. Sudah selesai," katanya.

Meski mentok di BPOM, pelaksanaan uji coba vaksin Nusantara seolah mendapatkan dukungan dari politisi dan sejumlah tokoh. Beberapa politisi Senayan seperti Sufmi Dasco Ahmad, Saleh Partaonan Daulay, hingga Adian Napitupulu akan menjajal vaksin ini. 

Tak hanya itu, politisi Golkar Aburizal Bakrie, mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia Gatot Nurmantyo, hingga mantan Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari juga akan disuntik dengan vaksin yang sama. 

Dasco beralasan keikutsertaannya lantaran mendukung vaksin buatan dalam negeri. “Adanya Vaksin Nusantara akan menambah kekayaan vaksin, apalagi ini produksi dalam negeri,” katanya.

Sedangkan Saleh mengaku sudah berdiskusi dengan para penelitinya, baik peneliti asal Indonesia dan Amerika Serikat. Ia pun telah mendapatkan penjelasan utuh terkait vaksin Nusantara.

Berdasarkan penjelasan tersebut, ia percaya bahwa vaksin tersebut sangat baik dan efektif untuk meningkatkan imunitas. "Kami berani untuk divaksin lebih awal. Tidak ada muatan politik sedikit pun," kata Saleh seperti dikutip dari keterangannya, Rabu (14/4).

Reporter: Rizky Alika