Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah, Rabu (21/4). Jokowi sekaligus mengecek kesiapan kawasan tersebut untuk pembangunan industri kaca terbesar di Asia Tenggara.
Rencananya pembangunan pabrik tersebut akan dimulai pada Mei 2021. Pabrik tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 450 hektar yang sudah hampir selesai disiapkan. "Peletakan batu pertama untuk industri kaca. Kemungkinan jadi yang terbesar di Asia Tenggara," kata Jokowi di Batang, Rabu (21/4).
Tak hanya pabrik kaca, KIT Batang akan kedatangan investasi industri prekursor katoda pada Juni atau Juli mendatang. Joowi lalu meminta pihak manajemen KIT menyiapkan lahan. "Agar segera bisa dipakai (industri) dan bisa segera dibangun," ujar dia.
Kepala Negara berharap, industri tersebut akan menyerap lapangan kerja dalam jumlah besar, memberikan peluang kerja, meningkatkan arus modal masuk, serta menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Ia pun akan melakukan pengecekan secara rutin terhadap KIT Batang. Jokowi menginginkan, kawasan industri tersebut akan menjadi contoh bagi kawasan industri di wilayah lain.
"Karena ini memang sebuah kawasan yang sangat besar sekali yang memiliki daya saing sangat baik," katanya.
Jokowi memang tidak mnyebutkan apa perusahaan kaca tersebut. Namun sebagai informasi, produsen kaca asal Korea Selatan, KCC GLASS Corporation sebelumnya menyatakan akan membangun pabrik di atas lahan seluas 40 hektare di KIT Batang.
Selain itu, ada perusahaan kimia asal Korea Selatan LG Chem mengamankan lahan 90 hektare, serta produsen pipa plastik Belanda, Wavin B.V yang membangun pabrik di atas lahan seluas 20 hektare di KIT Batang.
KCC Glass Corporation merupakan perusahaan Korea Selatan yang didirikan sebagai spin-off dari KCC Corporation pada 2 Januari 2020. Perusahaan itu bergerak di industri kaca, peralatan rumah tangga, film, dan interior berbasis batu.
Sementara, LG akan berinvestasi sebesar Rp 142 triliun untuk membangun industri baterai di kawasan tersebut. Perusahaan itu akan berinvestasi dalam bentuk konsorsium bersama dengan Indonesian Battery Holding yang merupakan gabungan dari MIND.ID, Pertamina, PLN, dan Antam.
Sedangkan, Wavin merupakan perusahaan Belanda yang berkantor pusat di Amsterdam. Mereka beroperasi di bawah merek seperti Wavin, Amanco dan Pavco dan lebih dari tiga dekade aktif di RI untuk membuat sistem pipa plastik.
Wavin telah aktif di Indonesia selama lebih dari tiga dekade dengan membuat berbagai sistem pipa plastik dan pemasangan untuk aplikasi bangunan perumahan dan komersial serta untuk proyek bangunan dan infrastruktur.
KIT Batang ditargetkan untuk menjadi kawasan industri percontohan kerja sama antara pemerintah dengan BUMN, dengan konsep infrastruktur dasar dan pendukung disediakan oleh pemerintah. Infrastruktur meliputi akses jalan untuk tol dan non-tol, penyediaan air baku dan air bersih, kereta api, listrik, gas, terminal kontainer darat (dry port) dan pelabuhan.