Hasto Ceritakan Isi Pertemuan 2 Jam Mega-Nadiem, Tak Bahas Reshuffle

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memberikan keterangan pers tentang Rakernas I PDI Perjuangan di Jakarta, Sabtu (21/12/2019). Hasto menceritakan isi pertemuan Mendikbud Nadiem Makarim dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Selasa (20/4) membahas agenda pendidikan.
21/4/2021, 21.32 WIB

Pertemuan antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menjadi ramai jelang reshuffle kabinet. Namun, Sekretaris Jenderal partai banteng Hasto Kristiyanto mengatakan pembicaraan Mega dengan Nadiem tak membahas posisi mantan bos Gojek itu di Kabinet.

Sebelumnya, Nadiem menemui Mega untuk berdiskusi selama dua jam soal strategi mempercepat Merdeka Belajar dan Profil Pelajar Pancasila. Hal ini diketahui dari unggahan foto pada akun Instagram Nadiem, Selasa (21/4).

Hasto menjelaskan pertemuan tersebut banyak membahas persoalan pendidikan sebagai dasar kemajuan Indonesia. Selain itu, pertemuan tersebut merupakan bagian dari agenda berkala antara Mega dengan  Presiden Joko Widodo dan para pembantunya.

“Harus dipahami bahwa PDI Perjuangan selalu memegang prinsip terjadi atas keputusan Presiden,” kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/4).

Ia lalu menjelaskan, selama dua jam pertemuan, Nadiem memaparkan bagaimana caranya membumikan nilai Pancasila dengan inovasi dan terobosan. Sedangkan Mega menyampaikan pentingnya pendidikan karakter dan cinta tanah air melalui praktek dan tak hanya teori.

“Ibu Mega juga banyak meneritakan pengalamannya ketika diminta Bung Karno belajar di Perguruan Cikini yang didirikan para pejuang perempuan,” kata Hasto.

PDIP juga memandang hal yang sedang dilakukan Nadiem saat ini perlu mendapatkan dukungan. Apalagi posisi Mendikbud merupakan pembantu Presiden yang harus menjalankan kebijakan dengan baik.

“Terlebih pendidikan juga harus mengedepankan objektivitas, rasionalitas, dan semangat juang menguasai ilmu pengetahuan,” katanya.

Adapun Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Eriko Sotarduga membantah anggapan kedatangan Nadiem mencari suaka politik jelang reshuffle. Pertemuan itu juga fokus membahas hilangnya kurikulum Pancasila dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Bahkan pertemuan tersebut tidak dilakukan secara empat mata. Mega dalam hal ini juga berperan sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), bukan Ketua Umum PDIP.

"Ibu Mega yang saya kenal tidak mungkin mencapuri hal-hal seperti itu," kata Eriko dalam diskusi daring, Rabu (21/4).

Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menduga, selain membahas tugasnya sebagai Mendikbud juga menjadi sarana berdiplomasi dengan elite PDIP.  "Tapi di luar itu, colek-colek sedikit supaya aman. Bisa saja," ujar dia.

Sementara, Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira berharap perubahan nomenklatur Kementerian ini segera direspons Jokowi dengan merombak posisi pembantunya. "Jangan terlalu lama karena mengganggu kinerja kementerian teknis," katanya.

Reporter: Rizky Alika