KRI Nanggala Belum Ditemukan, Hilang Kontak saat Peluncuran Torpedo

ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/wsj.
KRI Hasan Basri 382 disiagakan sebagai bagian dari operasi pencarian KRI Nanggala 402 yang hilang kontak di Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (22/4/2021).
Penulis: Yuliawati
22/4/2021, 11.23 WIB

Kapal selam milik Indonesia yaitu KRI Nanggala-402 hilang kontak pada Rabu (21/4) pagi dan belum ditemukan hingga hari ini. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Achmad Riad menjelaskan awal mula hilang kontaknya KRI Nanggala-402 saat latihan di Perairan Bali.
 
Achmad Riad mengatakan pada pukul 03.46 waktu setempat KRI Nanggala memulai penyelaman kemudian pada 04.00 melaksanakan penggenangan peluncur torpedo. Komunikasi dengan KRI Nanggala terputus di saat pelatihan penembakan torpedo, dengan lokasi sekitar 60 mil sebelah utara perairan Bali.  

"Saat peluncuran torpedo nomor 8 merupakan komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala pada pukul 04.25 saat komandan gugus tugas latihan akan memberikan otorisasi penembakan torpedo," kata Achmad Riad dikutip dari Antara pada Kamis (22/4).

Berbagai upaya, kata Riad, sudah dilakukan oleh TNI Angkatan Laut dengan mengerahkan segenap kekuatan untuk melakukan pencarian KRI Nanggala-402. "Pihak TNI AL sudah mengerahkan berbagai KRI untuk membantu pencarian dan untuk memastikan keadaan yang sebenarnya dari KRI Nanggala," kata Jenderal bintang dua ini.

Saat latihan, kapal selam ini membawa 53 orang yang terdiri dari 49 ABK, seorang komandan satuan, dan tiga personel bersenjata.

Rencananya KRI Nanggala-402 akan melakukan latihan penembakan rudal di Laut Bali, pada hari ini dengan disaksikan Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto dan Kepala Staf TNI AL, Laksamana Yudho Margono. KRI Nanggala-402 memiliki "saudara kembar", yaitu KRI Cakra-401.

Secara teknis, KRI Nanggala-402 berasal dari Type 209/1300 yang dibuat galangan kapal Howaldtswerke di Kiel, Jerman Barat, yang dipesan Indonesia pada 1977. Kapal selam ini resmi menjadi bagian dari alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia pada 1981.

Sistem propulsi KRI Nanggala-402 berintikan motor diesel-elektrik Siemens low-speed yang tenaga kerjanya langsung disalurkan ke baling-baling di buritan.
 
Kekuatan daya dorongnya adalah 5.000 shp (shaft horse power), sedangkan baterai-baterai listriknya dengan bobot sekitar 25 persen bobot bruto kapal menyimpan daya listrik. Terdapat empat mesin diesel MTU diesel supercharged yang bertanggung jawab dalam penyediaan daya listrik kapal.