Jokowi: Keselamatan 53 Awak KRI Nanggala Prioritas Utama Pencarian

Youtube/Seretariat Presiden
Presiden Joko Widodo memberikan pernyataan atas kejadian bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar pada Minggu (28/3). Jokowi memerintahkan Panglima TNI dan KSAL menggencarkan pencarian KRI Nanggala yang hilang sejak Rabu (21/4).
22/4/2021, 18.39 WIB

Kapal selam KRI Nanggala-402 telah hilang kontak di perairan Bali sejak Rabu (21/4) dini hari waktu setempat. Presiden Joko Widodo pun meminta upaya pencarian dan penyelamatan kapal dilakukan dengan seoptimal mungkin.

Saat ini, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto,  Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono tengah memimpin upaya pencarian di lapangan. Jokowi juga memerintahkan Panglima TNI, Kasal, Badan SAR Nasional (Basarnas), dan instansi terkait lainnya untuk mengerahkan segala kekuatan dan upaya pencarian.

"Prioritas utama keselamatan 53 awak kapal," kata Jokowi di Istana Bogor, Kamis (22/4).

Jokowi mengatakan ia memahami perasaan keluarga para awak kapal. Untuk itu, pemerintah akan terus mengupayakan yang terbaik dalam pencarian dan penyelamatan awak kapal tersebut.

Mantan Wali Kota Solo itu juga mengajak seluruh masyarakat untuk berdoa agar pencarian kapal dilancarkan dan dimudahkan. "Dan (semoga) seluruh awak dalam keadaan selamat," ujar dia.

Sebagaimana diketahui, KRI Nanggala-402, salah satu dari lima kapal selam milik Indonesia, dilaporkan hilang kontak sejak Rabu (21/4), di laut sekitar 90 kilometer sebelah utara Bali. Kapal ini membawa 53 orang yang terdiri dari 49 ABK, seorang komandan satuan, dan tiga personel senjata.

Sebelumnya, kapal selam berusia 40 tahun meminta izin melakukan latihan di penembakan rudal di laut sebelah utara Bali, pada pukul 03.00 waktu setempat. ”Baru izin menyelam, setelah diberi clearance, langsung hilang kontak,” kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dalam keterangannya.

TNI juga berkejaran dengan waktu mengingat pasokan oksigen awak KRI Nanggala diperkirakan hanya cukup hingga Sabtu (24/4) pukul 03.00 WIT. "Mudah-mudahan segera ditemukan ketika pasokan oksigen masih ada," kata Yudo.

TNI AL juga telah mengirimkan distres International Submarine Escape and Rescue Liaison Officer (ISMERLO). Beberapa negara sudah merespons dan siap memberikan bantuan di antaranya Angkatan Laut (AL) Singapura, AL Australia, dan AL India.

Berbagai negara pun menawari bantuan untuk mencari kapal selam KRI Nanggala-402. Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Achmad Riad mengatakan Malaysia dan Singapura telah mengonfirmasikan akan mengirimkan kapal bantuan.

Kapal milik Singapura, MV Swift Rescue dijadwalkan akan tiba di perairan Bali pada 24 April mendatang. Sementara, kapal Mega Bakti milik Malaysia diperkirakan sampai pada 26 April.

Selain itu, Basarnas akan memberikan bantuan dengan menggunakan kapal. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan membantu pencarian dengan melibatkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan.

Selanjutnya, KRI Rigel dengan nomor lambung 933 yang turut ikut serta dalam pencarian pesawat Sriwijaya Air juga akan membantu pencarian KRI Nanggala. Saat ini, ada lima KRI dan satu helikopter yang melakukan operasi pencarian dengan kekuataan personel 400 orang.

Reporter: Rizky Alika