Pemerintah Korea Selatan menyatakan siap mendukung pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan Bali, Rabu (21/4). Menteri Pertahanan Koser Suh Wook telah menginstruksikan Angkatan Laut Negeri Ginseng berangkat ke Bali jika mendapatkan lampu hijau Kemenhan RI.
RI telah mendapatkan bantuan dari Singapura dan Malaysia dalam pencarian kapal selam milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) tersebut. Kedua jiran Indonesia telah mengirimkan kapal untuk mendukung misi penyelamatan.
“Begitu Indonesia mengajukan permintaan, kami akan mendukung operasi dengan mengerahkan semua cara yang tersedia," kata kementerian tersebut dikutip dari Yonhap News Agency, Kamis (22/4).
Kemenhan Korsel menyatakan telah menjadi mitra strategis RI yang erat dalam bidang pertahanan. Mereka juga menyampaikan keprihatinannya atas kejadian yang menimpa TNI AL ini. "Kami menyampaikan simpati yang dalam kepada Indonesia atas insiden tersebut.
Sedangkan Kapal milik Singapura, MV Swift Rescue dijadwalkan akan tiba di perairan Bali pada 24 April mendatang. Sementara, kapal Mega Bakti milik Malaysia diperkirakan sampai pada 26 April.
Tak hanya itu, tawaran bantuan juga datang dari beberapa negara, yaitu Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Turki, India, Rusia, dan Australia. "Tapi nanti kami akan ikuti prosedur," ujar Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Achmad Riad, Kamis (22/4).
Sedangkan Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Panglima TNI, KSAL, Badan SAR Nasional (Basarnas), dan instansi terkait lainnya untuk mengerahkan segala kekuatan dan upaya pencarian. "Prioritas utama keselamatan 53 awak kapal," kata Jokowi di Istana Bogor, Kamis (22/4).
Mantan Wali Kota Solo itu juga mengajak seluruh masyarakat untuk berdoa agar pencarian kapal dilancarkan dan dimudahkan. "Dan (semoga) seluruh awak dalam keadaan selamat," ujar dia.
Sebagaimana diketahui, KRI Nanggala-402, salah satu dari lima kapal selam milik Indonesia, dilaporkan hilang kontak sejak Rabu (21/4), di laut sekitar 90 kilometer sebelah utara Bali. Kapal ini membawa 53 orang yang terdiri dari 49 ABK, seorang komandan satuan, dan tiga personel senjata.
Sebelumnya, kapal selam berusia 40 tahun meminta izin melakukan latihan di penembakan rudal di laut sebelah utara Bali, pada pukul 03.00 waktu setempat. ”Baru izin menyelam, setelah diberi clearance, langsung hilang kontak,” kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dalam keterangannya.